Catatan:
Selama ratusan tahun, nama belerang dalam bahasa Inggris dieja dengan 2 cara: "sulfur" dan "sulphur". Di Amerika, "sulfur" berlaku sampai akhir abad ke-19, sedangkan di Inggris, "sulphur" sampai 1990, ketika Badan Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Union of Pure and Applied Chemistry/IUPAC) menetapkan bahwa semua kimiawan berbahasa Inggris harus menggunakan "sulfur."
Karena ditemukan asli, belerang dikenal orang pada peradaban kuno. Bahkan sebelum catatan sejarah dimulai, orang menggunakan Merkuri (II) sulfida (HgS) yang berwarna merah-jingga terang, yang juga dikenal sebagai Cinnabar, sebagai pigmen untuk melukis di dinding gua. Cinnabar juga menarik bagi para alkimiawan, karena pemanasannya menghasilkan manik-manik logam Merkuri yang mengkilap, yang sampai sekarang masih menjadi bijih utama penghasil Merkuri.
Di Amerika Tengah, belerang dipanaskan bersama karet alam, yang membuat karet kurang lengket dan lebih elastis dan tahan lama. Prosedur yang kemudian dikenal sebagai vulkanisasi ini ditemukan kembali pada 1839 oleh inventor Amerika Charles Goodyear.
Karet adalah polimer alami yang terdiri dari molekul-molekul panjang, masing-masing terdiri dari satuan yang berulang dari molekul yang lebih kecil. Atom belerang membentuk ikatan di antara molekul-molekul polimer panjang yang disebut ikatan silang (crosslink), yang bertanggung jawab atas peningkatan elastisitas dan stabilitas. Beberapa polimer sintetik secara rutin divulkanisasi agar cocok untuk dijadikan produk konsumen, mulai dari ban kendaraan hingga sakelar karet silikon dan sol sepatu.
Kepala korek api paling awal yang bersalut belerang dibuat di China pada abad ke-6. Pada abad ke-9, para biksu dan alkimiawan di China menemukan penggunaan belerang sebagai sebagai bahan bubuk mesiu.
Belerang juga diekstraksi sebagai produk sampingan dari peleburan beberapa bijih logam. Salah satu bijih tersebut adalah Pyrite, mineral Besi sulfide (FeS2). Sepanjang sejarah, beberapa penambang salah mengira Pyrite sebagai emas, karena kilau logamnya dan fakta bahwa kadang-kadang memiliki rona emas, membuat Pyrite mendapat julukan "emas bodoh."
Ada beberapa senyawa belerang yang sangat penting. Natrium metabisulfit (Na2S2O5) banyak digunakan sebagai disinfektan dan pengawet dalam pembuatan anggur dan bir. Natrium metabisulfit melepaskan Sulfur dioksida ketika larut dalam air. Sulfur dioksida biasanya berupa gas yang diguanakan untuk mengawetkan buah dalam penyimpanan dan pengangkutan.
Penggunaan utama Sulfur dioksida adalah sebagai prekursor dari salah satu senyawa terpenting dalam industri kimia modern: asam sulfat. Produksi asam sulfat dunia mencapai lebih dari 200 juta ton setiap tahun. Asam sulfat memiliki banyak kegunaan, termasuk  pembuatan pupuk, deterjen, pewarna dan obat-obatan, dan sebagai elektrolit dalam baterai mobil asam timbal.
Senyawa belerang penting lainnya adalah Sulfur heksafluorida (SF6), yang merupakan gas pada temperatur biasa. Sulfur heksafluorida digunakan sebagai isolator pada sakelar besar di pembangkit listrik dan gardu listrik, dan juga digunakan sebagai gas yang mengisi beberapa jendela berlapis ganda.
Meskipun belerang murni tidak berbau dan memiliki toksisitas yang sangat rendah, banyak senyawa yang mengandung belerang yang bau dan beracun. Bau bawang merah dan bawang putih, serta bau kentut yang tidak enak, semuanya disebabkan oleh senyawa belerang  organik.