Aliran logam cair merah-panas dituangkan dari tungku di bengkel pembuatan baja. Ini adalah akhir dari sebuah proses panjang di mana bijih besi diubah menjadi baja, sebuah paduan keras yang cukup kuat untuk membuat balok penopang gedung pencakar langit dan jembatan. Baja bahkan bisa dicetak menjadi badan mobil, dijalin menjadi kabel superkuat untuk elevator, atau diubah menjadi magnet kuat yang bisa membuat kereta Maglev mengambang.
Baja mengandung sekitar 2 persen Karbon dan beberapa unsur lainnya. Karbon mengunci semua atom bersama-sama dan mencegah logam dari retak. Hal ini membuat baja lebih keras daripada besi. Baja membengkok sebelum patah dan tidak mudah retak. Untuk membuat baja, bijih besi dilebur dalam tanur tinggi untuk menghilangkan kotorannya, seperti Nitrogen, belerang, atau Fosfor. Unsur lain bisa ditambahkan untuk membuat berbagai jenis baja, misalnya Krom untuk mencegah baja berkarat, sedangkan Mangan membuat baja lebih keras, Silikon membuat paduan lebih magnetik, sedangkan Nikel membuat baja kurang getas pada temperatur yang sangat rendah.
Tubuh manusia menggunakan zat besi untuk membuat hemoglobin, zat dalam darah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh kita (oksigen membantu sel-sel kita menghasilkan energi bagi tubuh untuk bekerja). Makanan yang mengandung zat besi antara lain daging dan sayuran hijau, seperti bayam.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 27 Juni 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H