Ini adalah artikel saya yang ke-300 dalam waktu 82 hari, dan merupakan sekuel dari artikel ke-220: Sila Ke-3 di Sebuah Warung Makanan, dengan pemfokusan pada hanya 1 lapak yang diberi nama sederhana: Wedangan Karmin, yang tentunya dikelola oleh Mas Karmin sendiri.
"Wedangan" ini buka mulai pukul 16.00 s/d 01.00 setiap hari, dengan menu makanan dan minuman yang kisaran harganya dari Rp. 2.000 s/d Rp. 10.000.
Makanan yang Tersedia
Makanan Siap Saji:
1. Sego Kucing: Rp. 3.000 per bungkus.
Sego kucing lauk ikan tonggol + sambal.
Sego kucing lauk telur dadar + sambal.
Sego kucing lauk teri + sambal.
Hasil timbang akurat saya menunjukkan bahwa sebungkus sego kucing beratnya persis 120 gram.
2. Aneka Sate: Rp. 2.500 per tusuk.
Sate babat.
Sate bakso.
Sate kepala ayam.
Sate kikil.
Sate kulit ayam.
Sate paru.
Sate telur puyuh.
Sate usus.
3. Baceman: Rp. 2.000 per potong.
Tahu bacem.
Tempe bacem.
4. Gorengan: Rp. 2.000 per potong.
Risol.
Tahu.
Makanan yang dibuat on-demand: harga bervariasi s/d Rp. 10.000.
Ayam bakar.
Ayam goreng.
Roti bakar selai coklat keju.
Sosis bakar.
Minuman: Harga bervariasi s/d Rp. 7.000.
Wedang jahe
Wedang jahe susu
Teh manis hangat
Es teh manis
Jeruk peras
Es jeruk peras
Jeruk susu
Es jeruk susu
Kopi hangat
Es Kopi
Dll.
Menu yang akan ditambahkan oleh mas Karmin: telur setengah matang.
Karena saya salah seorang pelanggan tetap mas Karmin, maka semua yang saya rangkum dalam artikel ini adalah kompilasi dari obrolan saya dengan mas Karmin maupun hasil pengamatan saya mengenai cara mas Karmin mengelola warungnya.
Ada 10 cara yang bisa saya simpulkan mengenai personal branding mas Karmin yang tanpa pretensi itu:
1. Menyukai rutinitas sehari-hari. Jika rutinitas sehari-hari dilakukan dengan sukacita, maka hasil akhirnya adalah sukacita juga, terlepas dari jam kerja maupun jam istirahat yang tidak lazim.
2. Berkecimpung di sebuah niche market yang mungkin tidak dilirik banyak orang lain.
3. Menghidupkan semacam koperasi, dengan menampung makanan dagangan yang dipasok oleh teman-teman dan dengan demikian ikut membantu mereka menutupi biaya hidup mereka sehari-hari.
4. Memberikan keramahtamahan yang tulus tanpa membedakan pengunjung berkantong tebal maupun tipis, pengunjung berkantong tebal silahkan, pengunjung berkantong tipis monggo. Anda bisa melihat sendiri senyuman khas mas Karmin pada foto judul artikel ini, sebuah senyuman "silahkan" atau "monggo" yang saya maksudkan di atas.
7. Harga makanan yang sangat terjangkau. Dengan merogoh kocek Rp. 10.000an sudah cukup untuk membeli 3 bungkus sego kucing yang cukup mengenyangkan (persisnya 360 gram).
8. Sego kucing mas Karmin bukan hanya menjadi menu kesukaan para anak kos, namun juga orang-orang yang sudah mapan, bukan hanya karena harganya yang murah, namun juga rasa lezatnya yang tetap dijaga. Ini menurut mas Karmin adalah quality assurance yang dia pastikan setiap hari untuk menjaga agar jangan ada 1 orang pun pelanggannya yang kecewa.
9. Wedang jahe mas Karmin semakin laris karena menjadi pilihan bagi orang-orang yang hendak meningkatkan imunitas tubuh mereka dalam menghadapi pandemi Covid-19.
10. Wedangan mas Karmin menjadi tempat persinggahan orang-orang yang pulang malam.
Jonggol, 23 Juni 2021
Johan Japardi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI