Sejarah dan Penggunaan Emas
Meskipun telah ditemukan banyak logam yang kuat dan unsur yang berguna, emas tetap menjadi salah sebuah unsur yang paling berharga. Sebelum orang tahu apa itu emas, mereka melihat debu emas berkilauan di dasar sungai atau menggali bongkahan emas dari bebatuan. Mereka menemukan bahwa emas memiliki banyak kualitas yang berharga, antara lain cukup lunak untuk ditempa menjadi bentuk apa pun dan dapat dilebur untuk dicetak menjadi ornamen. Yang terbaik dari semuanya, warna emas yang berkilau tidak pernah pudar.
Pada zaman prasejarah, orang-orang telah membuat perhiasan emas. Ini adalah berabad-abad sebelum mereka belajar bagaimana memurnikan tembaga, besi, dan logam lainnya. Artefak emas tertua yang diketahui, yang berusia 6.000 tahun, ditemukan di sebuah situs pemakaman di dekat Danau Varna, Bulgaria.
Emas diyakini oleh banyak orang sebagai unsur logam pertama yang teridentifikasi. Emas  adalah logam padat dan tidak reaktif, dengan warna kuning tua yang khas. Emas secara alami merupakan unsur murni yang jarang membentuk senyawa di alam, kecuali dalam bijih mineral Calaverite atau Emas tellurida (AuTe2).
Emas murni yang ditemukan di alam adalah berupa bongkahan tetapi sebagian besar ditemukan sebagai bintik kecil yang tertanam di bebatuan. Para penambang emas menghancurkan batu-batu ini dan membersihkan debu emas dengan air atau asam kuat.
Logam ini selalu dilihat sebagai barang berharga dan banyak artefak kuno, misalnya masker jenazah Firaun Mesir Tutankhamun yang berusia 3.300 tahun, ditempa dari emas.
Budaya kuno sudah membuat barang berharga dari emas. Di Mesir kuno, emas digunakan untuk membuat koin serta untuk menutupi puncak piramida. Beberapa koin paling awal, yang ditemukan di Turki, juga terbuat dari emas. Emas digunakan untuk menutupi bangunan penting, misalnya kuil Wat Phrathat Doi Suthep di Thailand.
Namun, emas sangat langka sehingga jika semua emas yang ditambang di dunia ditempa menjadi batangan, emas itu bisa muat di dalam area penalti lapangan sepak bola. Sampai sekarang, selain digunakan untuk perhiasan dan barang-barang dekoratif lainnya, dan sebagai cadangan emas untuk mata uang, emas memiliki banyak kegunaan praktis, misalnya pelindung termal pada kacamata (visor) astronot.
Karena benar-benar tahan terhadap korosi, emas biasanya dipilih sebagai logam untuk kabel halus yang terhubungkan ke chip semikonduktor. Ini adalah aplikasi industri terbesar dari emas. Konektor audio high-end dilapisi dengan emas, karena emas tidak ternoda dan memiliki konduktivitas listrik yang sangat tinggi.
Amalgam emas dengan Merkuri telah lama digunakan sebagai gigi palsu, meskipun sekarang banyak digantikan dengan porselen dan bahan komposit sintetis.
Emas juga digunakan dalam mikroskop elektron, baik sebagai lapisan yang sangat halus yang menghantarkan elektron menjauh dari sampel atau sebagai "nanopartikel" emas kecil yang melekat pada protein spesifik atau struktur kecil di dalam sel, sehingga memberikan kontras tinggi pada gambar mikrograf elektronnya.
Nanopartikel emas juga semakin banyak digunakan dalam obat-obatan, di mana nanopartikel ini bisa dibuat untuk memasuki sel kanker yang kemudian menjadi target radiasi dengan sinar laser, atau bisa membawa obat antikanker langsung masuk ke inti sel kanker.
Emas tidak beracun dan bahkan bisa digunakan dalam jumlah kecil dalam makanan, biasanya berupa daun emas yang sangat tipis. Emas adalah logam yang paling lunak. Emas yang bisa dimakan terdapat pada hidangan penutup termahal di dunia. Pada 2010, misalnya, sebuah restoran di New York menambahkan ke menunya hidangan penutup yang disebut Cokelat Haute Beku, yang diberi topping 5 gram emas 24 karat yang bisa dimakan. Harganya, termasuk sebuah sendok bertatahkan permata dan sebuah gelang berlian, adalah $25.000 (Rp. 350 juta dengan kurs Rp. 14.000 per dollar).
Emas atau Aurum (Au), seperti halnya tembaga atau Kuprum (Cu) dan perak atau Argentum (Ag) termasuk unsur golongan 11 dalam tabel periodik. Au memiliki nomor atom 79.
Tidak seperti semua logam lain, kecuali Platinum, Au hanya larut dalam campuran asam nitrat dan asam klorida, yang disebut aqua regia (air raja), tetapi tidak larut dalam asam nitrat saja.
Uji yang handal dan telah lama dilakukan untuk emas murni adalah dengan menggunakan setetes asam nitrat. Ini adalah asal dari istilah "uji asam," yang pertama kali dilakukan oleh para pencari emas dan penguji kemurnian emas pada 1890-an.
Kemurnian Emas
Di banyak negara, kemurnian emas diukur dalam karat (Simbol ct dan di AS kt atau k, untuk karat). Secara teori, emas 24 karat adalah emas yang 100 persen murni, meskipun itu tidak mungkin dalam praktiknya dan toleransi 0,01 persen diperbolehkan.
Sebuah sistem alternatif untuk menentukan kemurnian emas tingkat kehalusan millesimal dan skala yang mewakili emas murni adalah tingkat kehalusan 1.000. Jadi sampel emas 18 karat yang mengandung 75% emas memiliki tingkat kehalusan 750.
Sampel emas paling murni yang pernah diproduksi adalah di pertambangan di Perth, Australia, pada 1957, dengan tingkat kehalusan terkonfirmasi dari 999,999 atau hanya 1 dari setiap juta atom dalam sampel yang bukan merupakan emas.
Catatan:
1. Nama kimia emas, Aurum, berasal dari bahasa Latin.
2. Mudah-mudahan dengan adanya artikel tentang emas ini, adik-adik semakin bergairah belajar tabel periodik unsur-unsur kimia.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 21 Juni 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H