Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Invensi Tabel Periodik

20 Juni 2021   21:01 Diperbarui: 20 Juni 2021   21:03 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perangko 2009 yang dicetak di Rusia dalam rangka ulang tahun ke 175 Dmitri Mendeleev, sumber: https://en.unesco.org/courier/2019-3/dmitry-mendeleev-teachings-prophet

Segera, Mendeleev memprediksi sifat 3 unsur, yaitu Galium, Skandium, dan Germanium, yang saat itu belum ditemukan. Begitu yakinnya dia akan kebenaran hukum periodiknya sehingga dia meninggalkan celah untuk unsur-unsur ini dalam tabel periodiknya. Dalam waktu 20 tahun, ketiga unsur ini ditemukan, dan sifat-sifat mereka mengkonfirmasi prediksi Mendeleev dengan hampir tepat.

Mendeleev sendiri terkejut dengan seberapa cepat gagasannya terkonfirmasi. Dalam Faraday Lecture to the Royal Institution yang bergengsi di London pada 1889, Mendeleev, yang pada saat itu sudah berusia 55 tahun, mengakui bahwa dia tidak berharap untuk hidup cukup lama untuk melaporkan penemuannya ke Chemical Society of Great Britain sebagai konfirmasi akurasi hukum periodik.

Ketika berita tentang prestasinya yang luar biasa mulai menyebar, Mendeleev menjadi semacam pahlawan, dan minat pada tabel periodik pun melonjak.

Secara keseluruhan, Mendeleev meramalkan 10 unsur baru, dan sampai sekarang sudah 8 unsur yang sudah ditemukan.

Mendeleev kemudian mengusulkan agar posisi beberapa pasangan unsur yang berdekatan dibalik untuk membuat sifat mereka sesuai dengan pola periodik, misalnya menukar posisi Kobalt dengan Nikel dan Argon dengan Kalium, yang dia yakini telah salah ditempatkan karena massa atom sebenarnya berbeda dari nilai yang telah ditentukan oleh kimiawan.

Butuh waktu hingga 1913, sekitar 6 tahun setelah Mendeleev meninggal, untuk menjernihkan ambiguitas ini. Pada saat itu kimiawan telah memperoleh pemahaman yang jauh lebih baik tentang atom, dan pada tahun itu fisikawan Henry Moseley, yang bekerja di Manchester, menunjukkan bahwa posisi sebuah unsur dalam tabel periodik tidak ditentukan oleh massa atomnya tetapi oleh nomor atomnya.

Ini memusatkan pikiran Mendeleev pada tantangan untuk mengatur unsur-unsur kimia dalam pola yang teratur. Beberapa orang lain, termasuk Leopold Gmelin di Jerman, Jean Baptiste Dumas di Prancis dan John Newlands di Inggris, telah mencoba melakukan hal yang sama, dengan keberhasilan mereka terbatas. Mendeleev menyadari beberapa upaya ini, tetapi pendekatannya sendiri berbeda dalam hal-hal penting.

Mendeleev meletakkan kartu unsur yang dibuatnya dalam kolom dan baris. Kolom vertikal mencantumkan unsur-unsur yang diketahui dalam urutan kenaikan massa atom, dengan kolom baru dimulai setiap kali ini memungkinkannya untuk memasukkan unsur-unsur dengan karakteristik serupa ke dalam baris horizontal yang sama.

Seperti yang telah dicatat oleh ahli kimia lain, beberapa kelompok unsur, khususnya logam Alkali dan Halogen, jelas merupakan golongan yang sama. Namun banyak unsur lainnya, terutama unsur tanah langka (Lantanida), menimbulkan masalah bagaimanapun mereka disusun. Pada titik ini, Mendeleev, tidak seperti kebanyakan pendahulunya, tidak menyerah.
Itulah sejarahnya bagaimana unsur-unsur golongan Lantanida dan Aktinida tersusun dalam tabel periodik.

Catatan:
Istilah massa atom yang saya gunakan dalam artikel ini masih disebut berat atom pada masa Mendeleev.

Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 20 Juni 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun