Keadaan yang menimbulkan kesedihan, terlepas dari segala upaya yang sudah dicurahkan, dan solusinya adalah doa kepada Tuhan, Sang Pemberi Rezeki: Ke langit pun menjemur takkan kering (Meski ke mana berusaha mencari uang, kalau belum nasib belum juga akan beroleh rezeki).
Orang yang dirundung kesedihan yang tak putus-putus: Lepas dari mulut buaya, jatuh ke mulut harimau (Terlepas dari kemalangan kecil, datang lagi kemalangan yang lebih besar).
Kesedihan akibat keadaan yang sangat sulit dan tidak bisa mengharapkan pertolongan orang lain: Seperti air di daun talas (Dalam keadaan yang sangat sulit, tidak ada yang akan menolong, sedikit saja salah dapat celaka atau cepat hilang tak berbekas).
Penyikapan yang sangat berbeda ketika kesedihan menimpa orang lain dibanding diri kita sendiri, mudah dikatakan, sulit dialami sendiri: Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul (Betapa pun susah melihat penderitaan orang lain, lebih susah orang yang menanggungkannya).
Setelah melalui pengalaman dideru oleh berbagai macam kesedihan, kecil maupun besar, sebentar maupun lama, diharapkan kita memiliki kesiapan dan ketangguhan dalam menghadapi kesedihan berikutnya: Pandai menyelam di air yang dangkal (Pandai bertenggang di dalam keadaan yang sukar).
Demikian artikel Menyikapi Kesedihan dengan Peribahasa ini saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi para pembaca sekalian.
Jonggol, 17 Juni 2021
Hasil renungan,
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H