Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peribahasa untuk Menyikapi Kesedihan

17 Juni 2021   23:54 Diperbarui: 21 Juni 2021   04:55 1430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyebab kesedihan, sumber: pmaminded.com

Keadaan yang menimbulkan kesedihan, terlepas dari segala upaya yang sudah dicurahkan, dan solusinya adalah doa kepada Tuhan, Sang Pemberi Rezeki: Ke langit pun menjemur takkan kering (Meski ke mana berusaha mencari uang, kalau belum nasib belum juga akan beroleh rezeki).

Orang yang dirundung kesedihan yang tak putus-putus: Lepas dari mulut buaya, jatuh ke mulut harimau (Terlepas dari kemalangan kecil, datang lagi kemalangan yang lebih besar).

Kesedihan akibat keadaan yang sangat sulit dan tidak bisa mengharapkan pertolongan orang lain: Seperti air di daun talas (Dalam keadaan yang sangat sulit, tidak ada yang akan menolong, sedikit saja salah dapat celaka atau cepat hilang tak berbekas).

Penyikapan yang sangat berbeda ketika kesedihan menimpa orang lain dibanding diri kita sendiri, mudah dikatakan, sulit dialami sendiri: Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul (Betapa pun susah melihat penderitaan orang lain, lebih susah orang yang menanggungkannya).

Setelah melalui pengalaman dideru oleh berbagai macam kesedihan, kecil maupun besar, sebentar maupun lama, diharapkan kita memiliki kesiapan dan ketangguhan dalam menghadapi kesedihan berikutnya: Pandai menyelam di air yang dangkal (Pandai bertenggang di dalam keadaan yang sukar).

Demikian artikel Menyikapi Kesedihan dengan Peribahasa ini saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi para pembaca sekalian.

Jonggol, 17 Juni 2021
Hasil renungan,

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun