Dalam hidupnya, setiap orang memiliki reputasi masing-masing. Saya mengamati bahwa setidaknya ada 8 karakteristik yang menentukan perkembangan* sebuah reputasi yang baik:
1. Jujur mutlak.
2. Menjaga tatakrama.
3. Melakukan apa yang dikatakan (konsisten).
4. Rajin.
5. Bertindak dengan integritas.
6. Tidak egois.
7. Membantu orang lain.
8. Memperlakukan orang lain dengan baik.
Dan lain-lain mungkin bisa Anda tambahkan.
*Sekali lagi, seperti halnya personal branding, saya menggunakan kata perkembangan alih-alih pengembangan.
Sebuah peribahasa berbunyi: Lebih berharga mutiara sebutir daripada pasir sepantai (Seseorang yang baik, meskipun ia tidak kaya, jauh lebih berharga dan mulia daripada orang kaya yang jahat dan jahil) dengan variasi penyajian: Emas tetap emas walaupun berada di dalam lumpur, atau: Mutiara tetap mutiara dan tidak akan berubah menjadi pasir.
Dalam bahasa Mandarin: 有麝自然香、莫在當風颺 You she ji ran xiang, mo zai dang feng yang (Rusa kesturi harumnya alami, dan keharuman itu tercium ke mana-mana, tidak memerlukan angin untuk menyebarkannya).
Di sisi yang berseberangan, orang yang bereputasi buruk selalu berusaha untuk menutup-nutupi keburukannya, tetapi: Bacang dibungkus tentu baunya keluar juga, atau: Sepandai-pandai menyimpan bangkai, akhirnya akan tercium juga (Sepandai-pandai menyimpan kebusukan, pasti akan ketahuan juga).
Cepat atau lambat, baik buruknya sebuah reputasi akan kelihatan sesuai: Becik ketitik ala ketara (Perbuatan yang baik akan kelihatan baiknya, perbuatan yang jelek juga akan ketahuan).
Dalam bahasa Inggris dikatakan: Reputation is key to success or failure (Reputasi adalah kunci menuju kesuksesan maupun kegagalan) atau jika saya perjelas: Reputasi baik adalah kunci menuju kesuksesan dan reputasi buruk adalah kunci menuju kegagalan.
Sekarang kita fokus ke kesuksesan yang didasari oleh reputasi yang baik itu. Satu kata, kesuksesan, yang ingin dicapai oleh setiap orang itu dalam bahasa China dan Batak dijabarkan lebih lanjut menjadi tiga:
China:
1. 財富 caifu: Kekayaan.
2. 力量 liliang: Kekuasaan.
3. 名氣 mingqi: Ketenaran.
Urutan ini dibuat berdasarkan tingkat kesulitan yang semakin tinggi ........ Anda mungkin menebak "untuk dicapai," tapi yang benar adalah "untuk dilepaskan."
Dalam sebuah kitab klasik, saya membaca tentang tingkat kesulitan ini dalam sebuah kisah seorang pertapa yang sedang memberikan wejangan kepada murid satu-satunya yang dia miliki. Sang pertapa menjelaskan bahwa hakekat hidup manusia adalah mengejar dan melepaskan, dan sesulit mengejar kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran, sesulit itu pulalah melepaskannya. Wejangan ini ditanggapi oleh si murid sebagai berikut: "Guru, kalau saya renungkan, berarti guru dengan mudah sudah melepaskan kekayaan, lalu dengan lebih sulit melepaskan kekuasaan, tapi maaf, guru masih belum bisa ketenaran."
Sahut sang guru, "Benar apa yang kau katakan, kaulah sumber ketenaranku satu-satunya yang belum bisa kulepaskan, karena 'merasa sayang tidak ada orang yang mewarisi ilmuku' hanyalah alasan yang kubuat karena belum bisa melepaskan ketenaran itu."
Batak:
1. Hamoraon: memiliki kekayaan atau banyak harta.
2. Hagabeon: memiliki keturunan atau beranak cucu.
3. Hasangapon: memiliki kehormatan atau kemuliaan bisa, atau status sosial yang tinggi.
Sekarang, terpulang pada diri kita masing-masing untuk menentukan reputasi macam apa yang ingin kita miliki, apa yang kita kejar dalam hidup, dan seberapa siap dan mudah kita melepaskan apa yang sudah kita miliki, sebelum kita mau tak mau harus juga melepaskannya, tatkala sang ajal menjemput.
Jadi, yang penting itu bukan apa yang kita bawa pergi ketika meninggalkan dunia ini, tetapi apa yang kita tinggalkan untuk orang lain ketika kita pergi (Ini renungan saya dari lagu Three Wooden Crosses yang dinyanyikan oleh Randy Travis).
Jonggol, 16 Juni 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H