Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Beberapa Imbuhan yang Langka

16 Juni 2021   01:32 Diperbarui: 16 Juni 2021   01:37 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata dasar Indonesia, tutur (ucapan, kata) bisa diberi awalan ber menjadi bertutur (bercakap, berkata). Dalam bahasa Jawa dan Sunda, selain kata, atau omongan, tutur juga bermakna nasehat, yang jika ditambah awalan "pi" menjadi pitutur (menasehati), contoh: Satemen-temene pituturku marang panjenengan (Sesungguh-sungguhnya aku berkata kepadamu).

Sebuah hal yang sangat menarik yang saya temukan adalah bahwa selain awalan, dalam bahasa Jawa juga digunakan sisipan "in" yang serupa dengan contoh kata berbahasa Batak di atas, contoh: tular menjadi tinular. Kata ini saya perhatikan dari  judul sebuah sandiwara radio karya S. Tidjab yang sangat legendaris sejak 1989, yaitu Tutur Tinular.

Ini membuat saya tertanya-tanya, apakah kelemumur (ketombe) adalah kata dasar kelumur yang diberi imbuhan "em," mengingat bahwa ketombe itu adalah sisik-sisik putih dan gatal yang melumuri kulit kepala?

Jonggol, 16 Juni 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun