Jika konten artikel-artikel saya sebelum ini sebagian besar adalah peribahasa dalam beberapa bahasa, maka dalam tema keuangan anak dalam artikel Peribahasa untuk Membantu Anak Mengelola Keuangan.
Lewat konten ini ini saya hanya menggunakan peribahasa Indonesia, karena menurut saya kearifan bahasa Indonesia sudah memadai untuk dipetik dan diaplikasikan oleh anak dalam mengelola keuangannya.
Seperti yang saya uraikan dalam beberapa artikel lain, anak saya, Putri Natalia, sudah mampu untuk mandiri dalam mengelola keuangannya sejak masih di kelas 1 SMP, dengan dibekali beberapa peribahasa yang saya ajarkan kepadanya baik secara eksplisit maupun implisit.
Kemandirian anak adalah sebuah kebiasaan baik yang bisa terbawa-bawa ke usia dewasa, seperti kata peribahasa pertama: Â Kecil teranja-anja, besar terbawa-bawa, sudah tua terubah tidak (Satu kebiasaan yang dilakukan sejak kecil akan menjadi tabiat yang sukar diubah).Â
Kata anja bermakna manja, jadi manjakanlah anak dengan kebiasaan yang baik yang menjadi kesukaannya sejak kecil. Sebaliknya, jika anak dimanjakan dengan membiarkan dia melakukan kebiasaan yang buruk, boros misalnya, itu juga akan terbawa-bawa sampai ke usia dewasa.
Pengelolaan keuangan ini merupakan hal yang sangat penting, jadi kita harus mengarahkan anak untuk bisa mandiri dengan mengikuti aturan yang jelas dan ketat, dengan berlandaskan pada peribahasa ke-2: Berjenjang naik, bertangga turun (menurut aturan dan urutan yang sewajarnya).Â
Saya menemukan bahwa dalam buku, peribahasa ini ada yang dituliskan terbalik: Bertangga naik, berjenjang turun, namun setelah saya renungkan, ini tidak salah karena jenjang dan tangga sama-sama bisa dinaiki maupun dituruni.Â
Yang penting dalam pengelolaan keuangan anak, naiknya direncanakan dan jika mengalami penurunan, itu adalah hal yang di luar rencana.
Peribahasa ke-3 yang ampuh untuk pengelolaan keuangan anak tentunya adalah: JANGAN Besar pasak dari tiang atau: Berat tanduk dari kepala (Lebih besar pengeluaran daripada penghasilan).Â
Hidup seorang orang dewasa akan sangat menyenangkan jika dia bisa mengaplikasikan peribahasa ini sejak kecil.Â
Orang-orang yang boros kemungkinan besar tidak melakukan pembelajaran ini atau sudah melakukan pembelajaran tapi mengabaikan kearifan yang dikristalisasikan oleh leluhur kita ke dalam, dan dengan demikian menjadi bagian yang integral dari peribahasa ini.Â