Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

K-Car Si Pengambil Niche Market

14 Juni 2021   15:42 Diperbarui: 14 Juni 2021   22:43 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah K-Car Jepang, Sumber: Wikipedia

Niche market (pasar ceruk, pasar relung, atau pasar terbatas) adalah bagian dari sebuah industri dengan target pasar yang lebih spesifik atau lingkup konsumen yang lebih kecil. Dengan kata lain, niche market merupakan segmentasi dari industri yang lebih luas (mass market).

Saya mengamati, mobil "sejuta umat" di India berkapasitas 800 cc, dan di Indonesia sendiri 1.200 cc atau lebih, yaitu MPV. Bagaimana dengan di Jepang sendiri? Orang Jepang lebih suka commuting (melakukan perjalanan pulang pergi setiap hari ke dan dari kantor atau tempat lain) dengan kereta atau bahkan berjalan kaki. Ini bahkan terlihat pada karyawan yang memilih untuk menginap di hotel kapsul yang bisa menjangkau kantornya dengan berjalan kaki, ketimbang pulang ke rumahnya yang lebih jauh.

Kalau pun membeli sebuah mobil, pertimbangan orang Jepang adalah kelebihpraktisan dibanding kereta atau berjalan kaki, mobilitas, harga mobil, biaya operasional, kemudahan mengangkut anggota keluarga maupun barang, dsb, dan pilihan mereka jatuh pada city car yang disebut K-Car, antara lain yang berkapasitas hanya 600 cc. Lihat: K-Cars - Begin Japanology.

K-Car ini dimulai dengan pengambilan niche market dari mass market yang disesaki oleh mobil full size impor. Jangan pernah memandang rendah sesuatu yang kecil, karena di antara banyak hal kecil lain, Jepang memulai industri mobilnya dengan K-Car yang kapasitas mesinnya hanya 360 cc dengan beberapa pertimbangan:
1. K-Car bisa diproduksi oleh pabrik yang lebih kecil, seukuran pabrik scooter.
2. Harga mobil akan sangat terjangkau dengan penghasilan rata-rata orang Jepang yang pada masa itu masih dalam perekonomian yang sangat sulit.

K-Car ini berhasil mentansformasi Jepang menjadi superpower automotif. Pada awal 1950an, setelah Perang Dunia II, Jepang sangat ketinggalan dibanding Barat dalam teknologi otomotif, dan semua mobil di Jepang pada masa itu diimpor dari luar Jepang.

Pada 1955, muncullah mobil pertama (full size) buatan Jepang, tetapi harganya 1.000.000, atau 5 kali penghasilan rata-rata pekerja. Dengan demikian mobil pribadi sangat tidak terjangkau bagi masyarakat umum.

Kemudian muncullah produsen kendaraan bermotor kecil dengan ambisi untuk menciptakan sebuah mobil berpenumpang 4 orang yang harganya jauh lebih terjangkau.

Orang yang mempelopori upaya tersebut pada masa itu adalah Shinroku Momose, seorang enjinir bertalenta yang telah membantu membuat pesawat terbang militer selama perang, tetapi perusahaan tempat dia bekerja sangat kecil dan terbelit hutang sehingga harus meninggalkan produksi mobil full size.

Manajemen perusahaan itu menyatakan bahwa perusahaan hanya bisa sintas dengan melakukan merger dengan produsen scooter. Seorang eksekutif berkata kepada Momose bahwa mereka bisa membuat K-Car berkapasitas 360 cc pada jalur perakitan scooter.

Regulasi K-Car Jepang baru saja diberlakukan dan menspesifikasi mesin 360 cc itu, yang cukup kecil untuk dibuat di pabrik scooter. Pada masa itu sangat sedikit K-Car yang telah dibuat, dan sebuah K-Car berpenumpang 4 orang dinilai tidak praktis.

Yang memperburuk masalah adalah kebanyakan jalan di Jepang pada masa itu masih belum beraspal dan debu jalanan membuat mobil dengan cepat menjadi kelewat panas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun