Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Sebab-Akibat

11 Juni 2021   16:03 Diperbarui: 19 Juni 2021   19:59 4110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sumber: literacyideas.com

Pantun ini menunjukkan rencana sebelum pergi merantau dan apa prioritasnya.

Akan tetapi: Buruk muka cermin dibelah (Seseorang yang menyalahkan keadaannya yang buruk kepada orang lain, padahal kesalahannya sendirilah yang menyebabkan keadaannya).

Di Sumatera Utara peribahasa ini diucapkan dengan kocak: Tak pandai menari, lantai yang disalahkan tak rata.

Lalu ada sebuah teka-teki kocak yang memiliki karakteristik peribahasa: Ditembak lantai kena hidung, apakah itu? Jawabannya: Buang angin.

Atau: Pukul anak sindir menantu (Memarahi, menegor atau menasehati seseorang padahal yang dituju adalah orang lain).

Mengantisipasi Akibat dari Sebuah Sebab
Bagai buah simalakama, dimakan ayah mati, tak dimakan ibu mati, yang pernah saya katakan sudah diperhalus oleh orang Tanjungbalai Asahan yang sangat menghormati orangtua itu, menjadi sebuah syair 2 baris (saya terjemahkan dari dialek Melayu):
Buah kedekak buah kedekik,
Dimakan ayah pekak, tak dimakan ibu bertungkik
.

Jadi, pilih makan atau tidak makan?

Ralph Waldo Emerson mengatakan: Shallow men believe in luck, strong men believe in cause and effect (Orang yang dangkal percaya pada keberuntungan, orang yang tangguh pada sebab dan akibat).

Dan Albert Einstein mengatakan: Scientific research can reduce superstition by encouraging people to think and view things in terms of cause and effect (Penelitian ilmiah bisa mengurangi takhayul dengan mendorong orang untuk berpikir dan melihat segala sesuatu dari segi sebab dan akibat).

Menghilangkan Sebab agar tidak Terjadi Akibat
Dalam bahasa Mandarin: Jianchao chugen, mengya bufa (Cabutlah rumput sampai ke akar-akarnya, maka tunasnya tidak akan tumbuh lagi).

Peribahasa: Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga (Kalau belum mempunyai banyak ilmu pengetahuan/pengalaman jangan dicoba berlawanan dengan orang yang pandai) masih relavan untuk saya masukkan dalam tema sebab dan akibat, karena ada akibat jika peribahasa ini dilanggar, yakni kesia-siaan, bagaikan: Mencari jarum dalam tumpukan jerami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun