Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Tips Parenting Positif

10 Juni 2021   14:20 Diperbarui: 11 Juni 2021   00:33 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
newsinhealth.nih.gov

Parenting Positif.

Tips Parenting Positif (Positive Parenting) ini saya kompilasi dari materi Parenting Positif, sebuah seminar sehari yang diselenggarakan oleh Ivan Burnell. 

Saya mengikuti Kursus YA (the YES Course) Ivan selama 3 bulan dari September s/d November 2001 dan tidak mengikuti seminar Parenting Positif itu, tetapi mendapat file materi seminarnya dari Ivan.

Materi ini jugalah yang menjadi acuan landasan saya untuk mengembangkan Parenting ala Johan Japardi yang sudah pernah saya tayangkan. 

Dalam artikel saya itu saya menambahkan beberapa poin yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi saya setelah menjadi orangtua di Indonesia, jadi perlu dicatat bahwa Tips Parenting Positif ini adalah tips yang sudah terbukti dan berlaku di Amerika Serikat. Anda bisa mengacu ke artikel saya itu, dan/atau membuat sendiri penyesuaian menurut situasi dan kondisi Anda.

Kata Ivan Burnell:
The goal of parenting is not to have a great child tomorrow. The goal is to help your child become an adult who will be able to thrive, grow and prosper, despite the trials and tribulations life will inevitable throw at them (Tujuan parenting bukanlah untuk memiliki anak yang hebat di masa mendatang. Tujuannya adalah untuk membantu anak Anda menjadi seorang orang dewasa yang akan mampu berkembang, tumbuh dan makmur, walaupun cobaan dan kesukaran besar hidup yang tak terelakkan akan menimpa dia).

Apakah Anda pernah mengalami sebuah masalah karena tidak bisa membantu anak mengerjakan PR, tidak bisa memasuki kamar anak yang sedang ngambek, bertengkar dengan anak karena hal yang remeh-temeh, menghadapi anak yang keras kepala, heran kenapa anak tampak marah-marah, anak sedang dalam keadaan kecewa, dsb?

Ivan memiliki strategi "baut dan mur" yang bisa membantu Anda memulihkan keharmonisan dalam keluarga Anda.

Sambutlah Tips Parenting Positif Ivan Burnell sebagai berikut:
1. Tepat Janji
Ajari anak agar ketika membuat janji, dia harus menepatinya, dan jangan pernah membuat janji yang dia tidak yakin bisa dia tepati.

2. Mengajari dan Memberi Teladan
Lakukan apa yang Anda katakan dan katakan apa yang Anda lakukan. Itulah cara memberikan teladan yang dilandasi kejujuran mutlak.

Dalam semua hal, ajari dan beri teladan kepada anak, contoh: tidak membuat ekspektasi yang tidak realistis dalam mengambil sebuah keputusan. Dalam hal ini mengikuti kata hati akan memberi jawaban yang benar, walau tidak selalu mudah setiap saat. Ekpektasi yang dikembangkan oleh anak jangan sampai menciptakan dilema bagi dirinya maupun orang lain yang terkait masalah itu.

3. Anak dengan Masalah yang Berat
Jika anak sedang menghadapi masalah yang berat, dan Anda belum punya solusinya, mungkin karena belum pernah mengalami masalah serupa, ajak dia untuk memikirkan bersama teknik yang akan mengatasi banyak gejolak emosional dan kebingungan yang mengiringi pengambilan keputusan sulit yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah itu.

Anda mungkin akan mengalami sejumlah kejutan, apalagi jika Anda berasumsi bahwa anak seusia anak Anda sulit memikirkan solusi masalahnya. Ingat, yang mengalami masalah adalah anak itu sendiri, dan tanpa Anda duga dia juga telah memikirkan sejumlah solusi yang memungkinkan untuk dilakukan.

Jadi, biarkan anak dengan kearifannya sendiri mengembangkan kemandirian dalam mengambil keputusan.

4. Sebagai Orangtua, Kesabaran dalam Parenting Harus Terus Ditingkatkan
Jangan pernah menyamakan bahwa Anda juga pernah menjalani masa kanak-kanak dan menganggap masalah yang dihadapi anak sama saja dengan Anda ketika masih seusia dia. Tidak demikian.

Di luar kesibukan harian Anda, sediakan cukup waktu untuk mendengarkan anak Anda, jangan biarkan masalah anak menumpuk tanpa mendapat sedikit pun bantuan berupa saran dari Anda.

Sambil mendengarkan, Anda sebenarnya juga berkesempatan mempelajari dinamika masalah anak zaman terkini, entah berapa pun usianya. Anggaplah Anda kembali ke masa Anda menjadi anak-anak dan solusi masalahnya juga Anda perlukan, atau setidaknya jika anak Anda yang lain mengalami masalah serupa, solusinya sudah ada di tangan Anda.

5. Rentang Waktu Parenting
Sadarilah bahwa parenting bukan untuk mempersiapkan anak untuk beberapa hari ke depan, tetapi sampai pada waktu si anak "dilepaskan," biasanya saat hendak berkuliah, terutama di luar daerah atau bahkan luar negeri.

Selanjutnya, sebagai orang yang sudah dewasa, si anak akan memiliki cukup bekal untuk menghadapi dunia dan bertahan hidup, antara lain mengatur sendiri keuangannya, memasak makanan, berkomunikasi dengan baik, memahami emosinya, mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja setelah tamat kuliah (jika memungkinkan, mampu bekerja sambil kuliah), memahami bagaimana menyelesaikan perkuliahannya secara tepat waktu, berpikir sendiri, mengembangkan standar moral yang membuatnya nyaman, berbelanja kebutuhan sehari-hari, bahkan menikah, dsb (sangat banyak).

Saya berharap, seperti saya, para pembaca yang berminat bisa mengembangkan lebih lanjut Tips Parenting Positif ini sesuai situasi dan kondisi masing-masing, dan menjadi Parenting ala Anda sendiri.

Jonggol, 10 Juni 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun