Nama baik harus dijaga dan jangan mempermalukan diri sendiri maupun orang lain: Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri (apabila berbuat sesuatu yang jahat, perkara itu akan terkena kembali kepada kita sendiri, atau melakukan sesuatu perbuatan yang mempermalukan nama baik sendiri). Pengabaian peribahasa inilah yang menyebabkan orang-orang tertentu bergosip, menjelek-jelekkan orang lain, menyebarkan hoaks, bahkan kebencian). Ingat: Mulutmu harimaumu.
Jagalah kepercayaan, jangan pernah berkhianat, karena: Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya (Sekali saja Anda berkhianati atau melanggar janji, maka untuk selanjutnya anda tidak dipercayai lagi).
Peribahasa ini juga tersaji dalam sebuah pantun yang sangat indah:
Setali pembeli kemenyan,
sekupang pembeli ketaya,
Sekali lancung keujian,
seumur hidup orang tak percaya.
Salah sebuah penyebab hilangnya kepercayaan orang adalah berhutang sana-sini sampai tak terbayarkan, akibat hidup boros: Besar pasak daripada tiang (Lebih besar pengeluaran daripada penghasilan). Jadi jangan sampai lengah: Eling lan waspada (Ingat dan waspada), atau: Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna.
Alangkah luarbiasanyalah segala kearifan dalam peribahasa yang bisa kita petik dan aplikasikan dalam hidup, dalam artikel ini: peribahasa dalam beberapa bahasa untuk pergaulan.
Jonggol, 9 Juni 2021.
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H