Daun pintu yang membatasi ruang makan dengan ruang tamu saya lepas dan saya ganti dengan dua helai gorden (yang satunya transparan) yang dengan mudah diikat jika hendak dibuka. Keramik lantai lurusan ambang pintu ini saya bedakan warnanya (hijau muda) untuk memberikan impresi "jalan setapak."
Beberapa foto dan lukisan saya gantung pada tembok ruang makan yang satu lagi, termasuk sebuah peta dunia yang saya lepaskan dari salah sebuah majalah National Geographic Magazine koleksi saya, yang sengaja saya gantung lebih rendah agar mudah dilihat oleh anak bungsu saya Eca. Pada bagian paling atas tergantung sebuah lukisan ikan dengan tulisan berbahas Mandarin: Niannian youyi (Setiap tahun ada ikan) dengan kata yi (ikan) yang sebunyi dengan yi (Makna). Di bawahnya adalah lukisan diri penulis favorit saya, Lin Yutang, sebuah memorabilia yang saya beli ketika mengunjungi rumah beliau di Taipei (lihat artikel saya: Rumah Lin Yutang.
Di sebelah kiri tembok ada 2 lukisan yang saya unduh, yang menggambarkan suasana di rumah lama di Malaysia, dan di sebelah kanan, 2 lukisan klasik cetak pada pelat logam yang saya beli di Frankfurt Jerman.
Membuat suasana ruang makan yang supernyaman, sebuah pekerjaan rumah tangga yang tak dilakukan setiap hari, namun memastikan kenyamanan ketika sedang makan setiap hari.
Jonggol, 7 Juni 2021
Johan Japardi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI