Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memasak Nasi Pulen Sempurna Setiap Hari

6 Juni 2021   00:09 Diperbarui: 6 Juni 2021   01:32 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dapur luar di Desa Rakyat Korea (Korean Folk Village), Seoul, 22 Maret 2013.

Sejarah Rice Cooker
Saya pernah mengisahkan sejarah rice cooker dalam artikel: Kartini-kartini yang Tersembunyi (atau Disembunyikan?) tentang bagaimana perjuangan seorang bu Fumiko Minami dalam penelitian yang melahirkan rice cooker pertama pada 1955 sampai harus kehilangan nyawanya di tengah musim salju dengan dingin yang sangat menyengat, agar orang-orang, termasuk kita hari ini, tidak usah repot-repot memasak nasi enak dan pulen yang kita santap setiap hari.

Sekarang, lebih dari 6 dasawarsa kemudian, bu Fumiko Minami telah terhapus dari memori publik yang memang berusia pendek itu, dan rice cooker bahkan sudah dikembangkan ke tingkat kecanggihan di mana mencuci beras pun bisa dilakukan di dalamnya, lihat: Begin Japanology - Rice Cookers.

Bagaimana orang memasak nasi sebelum ada rice cooker? Memasak pada waktu itu merupakan salah sebuah kegiatan yang melelahkan dan menghabiskan banyak waktu bagi seorang ibu rumahtangga. Saat tidak akan cerita ke sana, tetapi lihatlah dapur luar pada foto judul artikel ini dan dapur dalamnya:

dokpri
dokpri
Dapur dalam di Desa Rakyat Korea (Korean Folk Village), Seoul, 22 Maret 2013.

Memasak Nasi Pulen Sempurna Setiap Hari
Seenak apa pun lauk-pauknya, bayangkan bagaimana jika nasi yang dimasak, yang sudah menggunakan sebuah rice cooker canggih, kelembekan, atau terlalu keras (ini masih bisa diakali dengan menambahkan sedikit air, tekan tombol Cancel pada rice cooker digital, lalu tekan tombol Cook), atau lembek bercampur keras (pada rice cooker yang sudah mengalami gangguan fungsi setelah sekian lama digunakan).

Ini tidak pernah saya biarkan terjadi di rumah saya. Bahkan kedua putri saya, Putri dan ECa, sudah menguasai SOP memasak nasi yang saya tetapkan:
1. Satu takaran beras (saya menggunakan sendok es dari stainless steel) setara dengan sepiring nasi.
2. Beras cukup dibilas 1 kali.
3. Air yang digunakan untuk memasak beras tingginya kira-kira setebal telapak tangan di atas beras. Awalnya diukur dengan memasukkan telapak tangan ke dalam rice cooker, lama kelamaan hanya dengan melihat bisa diketahui apakah airnya sudah pas.
4. Jika hendak memasak nasi ketan, nasi gurih, biryani, kebuli, Hainam dan sejenisnya, beras direndam terlebih dulu sampai dengan setengah jam.
5. Nasi yang dimasak adalah untuk sekali makan, bukan nasi yang dihangatkan berjam-jam di dalam rice cooker yang selain kurang enak, juga memubazirkan listrik.
6. Setelah rice cooker di-off-kan selama 30 menit, segera cuci dan keringkan potnya.

Catatan:
1. Semua peralatan listrik di rumah saya di-on-offkan bukan dengan mencolokkan dan  mencabut steker (ke dan dari stopkontak), tetapi dengan menekan tombol. Ini memastikan usia penggunaan steker dan kabel yang jauh lebih lama.
2. Rice cooker yang disfungsional tidak lagi digunakan untuk memasak nasi, tapi bisa untuk memasak sup, misalnya sup pasta tauco putih (shiro miso soup).

Keberadaan rice cooker telah sangat membantu meringankan beban hidup kita, hendaknya kita jangan sampai lalai dengan prosedur memasak, yang tak perlu kita jaga-jaga lagi seperti sebelum tahun 1955.

Banyak pekerjaan rumah tangga dan tidak mudah melakukannya, jika tidak membuat SOP untuk masing-masing pekerjaan dan konsisten dalam melakukan SOP itu.

Saya akan lanjutkan dengan pekerjaan rumahtangga lainnya dalam artikel lain.

Jonggol, 5 Juni 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun