Saya baru selesai sarapan di tempat mas Heru dan sempat berbincang panjang lebar dengan dia dan ibundanya seputar budaya Jawa, sampai kami bertiga tertawa-tawa.
Tawa ini skalanya sangat kecil dibanding sore atau malam, ketika saya sedang berbincang dengan tiga sahabat saya yang di dalam warung, yang bisa mengenai apa saja mulai dari kerukunan warga, kuliner, bisnis, pertukangan (pak Tony juga punya sebuah workshop yang membuat perabotan kayu), traveling, masalah pandemi, dll, kecuali politik yang memang bukan minat kami. Dengan pak Tony juga saya pernah saling berbagi pengalaman mengenai kuliner Jepang, termasuk bumbu-bumbu yang digunakan, dan wadah makanan dari porselin maupun melamin food grade yang biasa digunakan di restoran-restoran masakan Jepang.
Â
Ini sungguh sebuah pengamalan Pancasila yang masing-masing sudah kami hayati, sila demi sila, dan dalam artikel ini, khususnya sila ke-3, bukan hanya sekadar mempelajari konsep tapi tidak mengamalkannya.
Saya membayangkan, jika persatuan kami dalam sebuah kelompok yang sangat kecil yang terdiri dari 6-7 orang ini bisa menjadi teladan yang diikuti oleh orang-orang lain, bukankah akan tercapai Persatuan Indonesia itu. Mudah diucapkan, butuh waktu untuk mewujudkannya.
Jonggol, 3 Juni 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H