3. Buku dengan Konten yang Tak Jelas Juntrungannya
Saya pernah membeli sebuah buku kumpulan cerpen seorang penulis asing, versi bahasa Indonesia, dan menemukan bahwa kontennya sangat membingungkan, tak sejalan dengan nama besar yang disandang oleh penulisnya. Bagi saya, meneruskan membaca ini adalah pemubaziran waktu.
Bahkan buku best seller belum tentu kontennya bagus.
Sebelumnya saya pernah punya pengalaman yang jauh lebih parah. Ketika saya berada di AS pada 2001, saya pernah dihadiahi oleh Irene Coombs, tetangga Ivan Burnell, sebuah buku yang sangat menggemparkan pada masa itu, dan jumlah print-runnya dalam hitungan juta. Kontennya............. sampah. Kembali ke Indonesia, ada seorang teman yang setiap hari membicarakan tentang penulis buku itu, yang tiba-tiba menjadi idolanya, saya biarkan teman saya membaca sepuas hatinya dengan menghadiahi dia buku tersebut.
Inilah contoh buku yang menjadi best seller karena promosi yang superhiperbolik. Ada juga:
4. Buku yang Judulnya Superhiperbolik
Anda pernah melihat buku dengan sampul berisi tulisan, kira-kira seperti:
Bagaimana Anda bisa kaya dalam 3 Minggu?
Bagaimana menernakkan uang Anda?
Cara Berpikir Seorang Triliuner.
Apa yang ditabur itu yang akan dituai, yang dikuantifikasi menjadi: Berilah 100 kali lipat, dan Anda akan mendapat 100 kali lipat.
Dll.
Kalau saya menjadi kaya raya, saya pastikan bukan dengan cara mana pun yang disebutkan di atas.
5. Dan lain-lain. Tiap orang punya pengalaman masing-masing dalam hal tidak menyukai sebuah buku.
Buku yang Saya Sukai
1. Sudah pasti yang hanya berisi bahan bakar pendorong. Bukan hanya buku, sebuah puisi pun bisa memiliki karakteristik ini. Bahan bakarnya bukan hanya mendorong saya untuk membaca habis puisi yang memang singkat, tapi lebih dari itu mendorong saya untuk memaknainya sekomprehensif mungkin. Lihatlah puisi di Kompasiana, Seringkas Brosur Puisi, yang baru-baru ini cuma mampu saya beri komentar singkat: 17 kata, plus judul 20 kata, namun saya mendapat pencerahan lanjutan:Â 17 (jitu, siji pitu), angka keramat; 20 jumlah sifat wajib Gusti Pangeran.
2 - 5: Antitesis 2-5 dari Buku yang Saya Tidak Sukai di atas.
Memulai membaca buku, menemukan daya tarik konten buku, menemukan penulis favorit, dan selera akan jenis buku yang dibaca, semuanya berbeda menurut pengalaman masing-masing orang. Ini terlepas dari tingkatan usia, bibit, bobot, dan bebet seseorang, maupun ketersediaan buku itu sendiri.
Ramanujan si jenius di atas segala jenius (Ramanujan, Satu Lagi Keluhuran Timur yang Dirampas) sejak masih anak-anak sudah belajar bahasa Inggris yang lalu dia gunakan untuk membaca buku-buku matematika berbahasa Inggris. Sebagai anak dari keluarga yang sangat miskin, dia melakukan semua itu dari luar sekolah.
Orang-orang yang tidak mau keluhuran Ramanujan terlihat oleh banyak orang, mencari berbagai cara untuk merampas keluhurannya, antara lain dengan mengatakan: "Ramanujan menuliskan teorinya setelah tanggap sasmita dari Dewa-dewi Hindu yang dia sembah." Mungkin ada benarnya, tapi terlalu dibesar-besarkan.
Jonggol, 30 Mei 2021