Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kompetensi dan Sikap: Senjata Antigagal Menghadapi Manusia Toksik

26 Mei 2021   06:04 Diperbarui: 29 Mei 2021   17:05 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu pun, saya berikan pengalaman saya dengan rekan kerja toksik ini, hanya 2 kali:
1. Saya sudah bekerja lebih dari 5 tahun di sebuah perusahaan, dan punya andil besar dalam memajukan perusahaan itu, yang terlihat berupa laba bersih yang mencapai 35% pada ke-5.

Tiba-tiba, masuklah seorang rekan kerja dengan kualitas yang saya sebutkan di atas, yang bahkan lebih bossy ketimbang bos sendiri. Baru 2 minggu si bagurdap (istilah Batak, maknanya silahkan cek) ini bekerja, dengan gaya tak sedap yang bahkan tak ditunjukkan oleh bos, dia masuk ke ruangan saya pada suatu pagi dan dengan manis meminta tolong menanyakan sesuatu yang tak penting ke luar negeri, karena dia tidak mengerti bahasa Inggris. Eh, siangnya, sebelum jam makan siang, dia datang lagi ke ruangan saya.

Dia: "Pak, sudah ada balasan surelnya?"

Monitor komputer di depan saya belum ada menunjukkan balasan yang dia tanyakan, dan bos sendiri setiap menyuruh saya kirim surel menunggu sampai saya melaporkan setelah ada balasannya.

Saya: "Apanya kau? Kau tadi minta tolong kan? Kalau kau tak sabar dan butuh jawaban kilat, kau kirim sendirilah surelnya. Urgensimu bukan urgensiku."

2. Suatu hari, kantor kedatangan tamu dari luar negeri dan kami mengadakan rapat. Si bagurdap yang sama, yang duduk di samping saya, tiba-tiba meminta tolong menanyakan sesuatu yang bersifat teknis tentang sebuah produk kepada si tamu. Tamu itu menjawab, dan saya menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk dia. 

Reaksi dia, "mana mungkin." Dengan sangat lemah lembut saya berkata kepada dia, di hadapan bos, "Kau tidak lebih tahu tentang hal teknis dibanding orang pabrik itu sendiri, kalau kau memang lebih tahu, tak usah kau repotkan aku untuk bertanya."

Adik-adik yang baru mulai bekerja, silakan menggunakan senjata antigagal ini.

Jonggol, 26 Mei 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun