Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kunjungan ke MIT

13 Mei 2021   11:57 Diperbarui: 13 Mei 2021   12:10 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kartu Pos MIT, dibeli pada Oktober 2001.

Zaman now, dengan sedemikian cepat dan mudahnya akses informasi daring, semakin banyak orang yang tahu tentang Institut Teknologi Massachusetts (Massachusetts Institute of Technology/MIT) yang dinamai menurut nama salah sebuah negara bagian di Inggris Baru (New England), Amerika Serikat, lihat artikel saya Makan Siang di Restoran Durgin Park: Sebuah Pengalaman yang Hampir Mustahil Bisa Diulang. Lagi pula, pasti lebih banyak orang-orang teknik yang tahu tentang MIT yang sangat fantastis ini.

Tapi, bagaimana dengan 20-40 tahun yang lalu? Tahun 1980-an ketika saya masih di SMA, belum ada internet, saya mendapat sekilas informasi tentang MIT dari majalah cetak, dan wow! saya pun berangan-angan betapa luar biasa seandainya saya bisa menginjakkan kaki ke MIT. Hanya sebatas angan-angan, karena dalam mimpi pun saya tidak pernah membayangkan hal ini. Namun Yang Mahakuasa menakdirkan hidup saya untuk bisa mewujudkan angan-angan ini pada Oktober 2001, hampir 20 tahun yang lalu.

Kalau kita mengasumsikan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai acuan tertinggi lembaga pendidikan tinggi teknik di Indonesia, maka MIT adalah acuan tertinggi itu untuk skala dunia. Bahkan anak-anak Medan saja yang pernah berkuliah di Institut Teknologi Medan (ITM) saja dengan bangga memplesetkan kepanjangan ITM sebagai Institut Teknologi Mbandung.

Saya sudah mengisahkan tentang kunjungan saya ke Universitas Harvard dalam beberapa artikel saya sebelumnya, dan kali ini saya ingin membawa para pembaca melakukan kunjungan virtual ke MIT.

Karena semua foto saya di Amerika selama 3 bulan diambil dengan menggunakan sebuah kamera analog dan saya simpan selama hampir 20 tahun dan baru saya scan, maka kualitasnya tidak bisa menyamai foto digital.

Sekilas tentang MIT:
MIT adalah sebuah universitas riset swasta di Cambridge, Massachusetts, yang didirikan pada 1861. MIT telah memainkan peran kunci dalam pengembangan sains, teknik, matematika, dan teknologi modern, dan menempati peringkat tertinggi di antara institusi akademik paling bergengsi di dunia.

Didirikan sebagai tanggapan atas meningkatnya industrialisasi di Amerika Serikat, MIT mengadopsi model universitas politeknik Eropa dan menekankan pengajaran laboratorium dalam sains dan teknik terapan. MIT memiliki kampus perkotaan yang membentang lebih dari 1,6 km di sepanjang Sungai Charles, dan mencakup sejumlah fasilitas di luar kampus utama seperti Laboratorium MIT Lincoln, Bates Center, dan Haystack Observatory, serta laboratorium berafiliasi seperti Broad and Whitehead Institutes.

Dulu hal yang paling mengesankan bagi saya terkait MIT adalah begitu banyaknya pemenang Hadiah Nobel yang berasal dari MIT. Kini, salah sebuah laman menyebutkan bahwa keseluruhannya ada 95 orang pemenang Hadiah Nobel ini yang berafiliasi ke MIT, dan 1 di antara pemenang Hadiah Nobel terkini asal MIT masih mengajar di sana. Tidak ada acuan yang lebih tinggi lagi kalau kita sudah berbicara tentang Hadiah Nobel ini.

dokpri
dokpri
Berpose di depan gedung kampus MIT, Oktober 2001.

dokpri
dokpri
Berpose di dekat pahatan pascamodern di kampus MIT, Oktober 2001.

dokpri
dokpri
Gedung Isaac Newton, MIT, Oktober 2001.

dokpri
dokpri
Ivan dan Dagny Burnell di dekat Gedung Charles Darwin, MIT, Oktober 2001.

dokpri
dokpri
Lukisan 1 Dollar (George Washington) pada dinding di dalam gedung kampus MIT, Oktober 2001.

Jonggol, 13 Maret 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun