Sofie (lihat Foto Judul), sewaktu saya ajari bermain harmonika masih duduk di bangku TK, tetapi dengan bertambahnya usia, dia semakin cepat memahami teori yang saya ajarkan 2 tahun yang lalu dan terus berlatih dengan harmonika pemberian saya yang dia rawat dengan baik. Saya tahu tentang perkembangan Sofie karena setidaknya seminggu sekali saya makan di warung nasi yang dikelola oleh orangtuanya di dekat rumah saya.
Saya berencana untuk menambah murid lagi setelah pandemi berlalu, dan sudah ada 2 anak yang "mendaftar," Rizki dan Fadel. Sungguh menyenangkan bisa melihat anak-anak yang semula asing dengan instrumen musik yang namanya harmonika tetapi akhirnya bisa bermain dengan mahir, tergantung frekuensi mereka berlatih. Satu hal yang menjadi kesukaan anak-anak ini adalah kenyataan bahwa harmonika itulah satu-satunya instrumen musik yang bisa mereka simpan dalam kantong dan mereka bawa ke mana-mana.
Selain itu, kedua putri saya, terutama Putri, sudah punya kebiasaan seperti saya, mengoleksi harmonika profesional, malahan sebagian harmonika dalam koleksi Putri adalah harmonika dalam koleksi saya yang berpindah ke koleksinya.
Kelak, saya ingin melihat anak-anak ini bermain beramai-ramai. Ini video saya mengiringi putri saya Vaneza (pada 2017), yang belum berapa lama belajar bermain harmonika, tapi rutin latihan 10 menit setiap hari setelah saya ajari hanya 1 kali, 10 menit:
Addendum Pascatayang:
Mengoleksi apa pun hendaknya berupa item yang bisa digunakan, bukan hanya untuk dilihat-lihat. Juga, jangan sampai kemelekatan kita kepada apa yang kita koleksi membuat kita berpikir dan bertindak di luar nalar. Pada akhirnya, koleksi kita itu akan lenyap, dan manfaat yang ditinggalkanya berada dalam pikiran kita dan orang-orang yang ikut merasakan pengaruhnya. - Johan Japardi.
Di Tanjungbalai Asahan ada 7 orang murid saya, 3 putri teman SD saya, Trisno (foto Judul 10 Menit Bisa Bermain Harmonika: Sim-ak Metodenya), 4 lagi yang di bawah ini:
Jonggol, 5 Mei 2021