Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tak Terkapar Lagi

3 Mei 2021   15:58 Diperbarui: 4 Mei 2021   09:44 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai di sini saya bercerita, saya sedang bergumul untuk tidak meneteskan sang airmata!

Siti kemudian harus dirawat di sebuah rumahsakit kecil dan diberi cairan infus. Syukurlah, keesokan harinya, Yang Mahakuasa berkehendak lain. Berita tentang keadaan Siti sampai juga ke telinga Suryani, istri Ulong. Tanpa membuang-buang waktu, Suryani pun bergegas ke rumahsakit itu dengan menumpang betor (becak bermotor).

Suryani pun lalu turun dari betor dan bergegas ke kamar tempat Siti dirawat. Mereka sempat bercerita selama hampir 2 jam, dan setelah menitipkan buah-buahan yang dibawanya dan sejumlah uang untuk Siti, Suryani pun pulang ke rumah.

Tak lama kemudian suaminya pulang dan terjadilah percakapan yang kurang lebih seperti ini:
Suryani: Maaf bang, ternyata abang Masrat.
Ulong: Maksudmu dek?
Suryani: Manusia sesat raja tega.
Ulong: ????

Saya pangkas pembicaraan ini, tapi akhirnya Suryani berhasil menyadarkan Ulong bahwa selama ini dia lebih banyak membantu teman-temannya yang bukannya berkekurangan, sedangkan adiknya, Ongah, dalam keadaan morat-marit juga bisa melakukan hal yang sama. Namun, sekarang, saat adiknyalah yang benar-benar butuh bantuan, dia berpangkutangan.

Suryani adalah seorang perempuan yang sangat respek terhadap suaminya, dan perkataannya dari awal sampai akhir tidak disampaikannya dalam keadaan marah-marah. Anda mau tahu, apa ucapan Suryani yang bagaikan sebuah sengatan listrik dan serta-merta menyadarkan Ulong?

"Bang, saya sama sekali tidak berhak menggurui abang, apalagi mengatur-ngatur. Saya hanya berharap abang mau memikirkan apa yang sudah saya katakan tadi, sekaligus sekarang memohon abang untuk mempertimbangkan:
Sampaikah amal abang di bulan suci ini kepada fakir miskin dan anak-anak terlantar yang tidak abang kenal sama sekali, sedangkan adik kandung abang, yang keluar dari rahim bunda yang sama dengan abang, malah abang perlakukan sebagai orang yang tak dikenal
?"

Terenyuhlah hati si Ulong dan dia pun mengajak Suryani untuk menjemput Ongah dan bersama-sama mereka ke rumahsakit itu. Tak berapa lama kemudian, keadaan Siti pulih kembali dan Ongah pun selanjutnya tidak usah capek-cepek lagi ke laut, karena abangnya memberikan sebuah pekerjaan bergengsi dan bergaji lebih dari cukup. Gaya hidup Ongah dan Siti tidak berubah, namun itu tak pernah lagi menyusahkan diri mereka maupun keluarganya.

Alangkah lebih indah lagilah jika happy ending cerita ini bisa juga dialami oleh begitu banyak Ongah yang lain. Mari kita doakan bersama.

Jonggol, 3 Mei 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun