Aku Berhenti Menangis.
1. Zhuangzi Bertemu Tengkorak
Zhuangzi pergi ke negeri Chu dan melihat tengkorak kosong dengan kerangka kosong dan kering. Dia memukul tengkorak itu dengan pecut dan bertanya,
"Apakah kau datang ke sini karena kau menyukai kesenangan dan hidup berfoya-foya?
Apakah kau seorang pengungsi yang melarikan diri dari hukum?
Apakah kau melakukan sesuatu yang salah dan telah mempermalukan orangtua dan keluargamu?
Atau apakah kau mati kelaparan?
Atau apakah kau sampai pada usia tua dan mati secara alami?"
Setelah mengatakan ini, Zhuangzi pun mengambil tengkorak itu dan tidur di atasnya sebagai bantal.
2. Istri Zhuangzi Meninggal
Ketika istri Zhuangzi meninggal, Huizi mendatangi dia untuk menyatakan belasungkawa, tetapi menemukan Zhuangzi sedang berjongkok di atas tanah dan menyanyikan sebuah lagu, mengalahkan waktu dengan memukul baskom tembikar.
"Waduh, seumur hidupnya, wanita ini telah tinggal bersamamu dan melahirkan anak-anakmu. Taruhlah tidak jadi masalah kau tak menangis ketika raga tuanya meninggal, tapi bukankah terlalu berlebihan jika kau mesti memukul baskom dan bernyanyi?"
Dan Zhuangzi menjawab,
"Kau salah.
Ketika dia pertama kali meninggal,
aku juga tidak bisa menahan perasaan sedih dan terharu,
tetapi setelah merefleksikan bahwa pada awalnya dia tidak memiliki kehidupan,
dan bukan hanya tidak memiliki kehidupan,
dia juga tidak memiliki bentuk tubuh;
dan bukan hanya tidak memiliki bentuk tubuh,
dia tidak memiliki roh.
Terjebak dalam arus kehidupan yang terus-menerus berubah ini,
dia menjadi roh,
roh itu menjadi tubuh,
dan tubuh itu menjadi hidup.
Sekarang dia telah berubah lagi dan menjadi mati,
dan dengan melakukan itu dia telah menggabungkan diri dengan
prosesi abadi musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.
Mengapa aku harus membuat begitu banyak kebisingan dan meratapi dan menangisi dia sementara tubuhnya terbaring dengan tenang di rumah besar itu? Itu akan menjadi kegagalan untuk memahami haluan segala sesuatu. Makanya aku berhenti menangis."
Dari yang pernah saya baca, setelah memakamkan sang istri, Zhuangzi mengipas-ngipasi pusaranya.
Catatan:
1. 莊子/庄子 Zhuangzi, Guru Zhuang, (akhir abad ke-4 SM) adalah tokoh penting dalam Daoisme Filosofis Klasik. Zhuangzi juga judul kompilasi dari tulisannya dan tulisan orang lain pada puncak periode klasik filosofis halus di China (abad ke-5 SM s/d ke-3 SM). Periode itu ditandai dengan refleksi humanis dan naturalis tentang normativitas yang dibentuk oleh metafora dao - sebuah jalur sosial atau jalur alam.
Ortodoksi tradisional memahami Zhuangzi sebagai pengikut yang anti-rasional dan mempercayai Laozi yang mistis. Pandangan tradisional itu mendominasi pembacaan teks arus utama. Penemuan arkeologis baru-baru ini sebagian besar telah mengenyampingkan ortodoksi kuno itu.
Adi-Dao (Super-Dao) Zhuangzi
Zhuangzi, yang paling cemerlang di antara semua Daois, mempertahankan pendapat Laozi bahwa alam semesta dimulai dari Tiada Nama, tetapi menurutnya kemungkinan ada Tiada Nama yang lebih absolut dan lebih transendental ketimbang yang dikatakan Laozi. Zhuangzi tinggal di dalam relativitas pengetahuan;
karena ketika tidur dia tidak tahu apakah
dia seorang manusia yang sedang bermimpi menjadi seekor kupu-kupu,
maka ketika bangun dia juga tidak tahu apakah
dia bukan seekor kupu-kupu yang sedang bermimpi bahwa dia adalah seorang manusia.
Tetapi "segala sesuatu terangkum dalam hancurnya kesatuan dao, dan orang bijaksana, yang masuk ke dalam alam Tanpa Batas, menemukan ketenangan di sana." Dan dao ini, yang begitu sering kita dengar dalam filosofi China, adalah sebelum taiji, Akhir Agung (Grand Ultimate atau Grand Terminus). Dao menciptakan Langit, dao menciptakan bumi."
ETC Werner, Mitos dan Legenda China, penerjemah: Johan Japardi, Gramedia Pustaka Utama, 2008.
2. 楚 Chu adalah negara bawahan dinasti Zhou. Penguasa pertamanya adalah Raja Wu dari Chu pada awal abad ke-8 SM. Chu berlokasi di selatan daerah pedalaman Zhou dan berlangsung selama periode Musim Semi dan Musim Gugur. Pada akhir periode Negara-negara Berperang, Chu dihancurkan oleh Qin pada 223 SM selama perang penyatuan oleh Qin.
3. 惠施 Huizi (±370-310 BC), seorang politisi dan filsuf dari Mingjia, Aliran Ahli Logika, selama Periode Negara-negara Berperang (475-220 BC).
4. Istri Zhuangzi Meninggal, pernah difilmkan di Hong Kong pada 1913 dengan judul Zhuangzi shi qi (Zhuangzi menguji isterinya), sebuah film hitam putih.
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H