Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramanujan, Satu Lagi Keluhuran Timur yang Dirampas

30 April 2021   01:58 Diperbarui: 30 April 2021   22:56 1952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Srinivasa Ramanujan

Anda akan kaget jika Anda membaca tuntas artikel ini. Sesuai dengan janji saya pada artikel sebelumnya, Game Persegi Ajaib 3x3, inilah artikel tentang Ramanujan sekelumit yang bisa saya tuliskan.

Srinivasa Ramanujan FRS (22 Desember 1887-26 April 1920), meninggal tepat 101 tahun dan 4 hari yang lalu pada usia 32 tahun, mestinya adalah seorang wunderkind (bahasa Jerman untuk: anak ajaib, adaptasi kata ini ke dalam bahasa Inggris dimaknai sebagai: seseorang yang sangat pintar dalam sesuatu hal dan mencapai kesuksesan di usia muda).

Mengapa saya menggunakan kata "mestinya"? Karena, sesuai dengan judul artikel ini, Ramanujan memang seorang wunderkind, tapi tidak menjalani kehidupan wunderkind dengan selayaknya. Mengapa? Karena keluhurannya sebagai orang Timur dirampas habis-habisan oleh orang Barat.

Contoh-contoh perampasan keluhuran Timur ini bisa disimak dari artikel-artikel saya, antara lain:
1. Timur Itu Luhur, Berbanggalah.
2. Post-Truth vs Paradigma Kuwalik Prof Wir, Mana yang Lebih Tepat?

Lebih 20 tahun yang lalu, saya mulai mempelajari bahasa Tamil dan setelah ada internet, dengan berbagai kata kunci (matematikawan, Tamil, dll.), saya pun menemukan informasi tentang Ramanujan.

Ramanujan adalah seorang matematikawan India yang lahir di tepian Sungai Cauvery, sekitar 200 km dari Chennai, di kota kuil Kumbakonam, distrik Tanjavur, Tamil Nadu, India.

https://www.deccanherald.com/sunday-herald/sunday-herald-articulations/in-a-temple-town-the-home-of-a-genius-743693.html
https://www.deccanherald.com/sunday-herald/sunday-herald-articulations/in-a-temple-town-the-home-of-a-genius-743693.html
Rumah Kelahiran Ramanujan.

Meskipun Ramanujan hampir tidak mendapat pelatihan formal dalam matematika murni, dia memberikan kontribusi substansial dalam analisis matematika, teori bilangan, deret tak terhingga, dan pecahan berkelanjutan, termasuk solusi untuk masalah-masalah matematika yang pada masa itu dianggap tak terpecahkan.

Ramanujan semula mengembangkan penelitian matematikanya sendirian dalam keterpencilan. Menurut Hans Eysenck: "Dia mencoba menarik minat para matematikawan profesional terkemuka kepada karyanya, tetapi sebagian besar gagal. Karya yang dia tunjukkan kepada mereka terlalu baru, terlalu asing, dan juga disajikan dengan cara yang tidak lazim; mereka tidak bisa diganggu."
(Anda bisa melihat kekurangmampuan berpikir sekaligus kesombongan Barat di sini?)

Dalam pencarian matematikawan yang bisa lebih memahami karyanya, pada 1913 Ramanujan memulai kemitraan melalui surat-menyurat dengan matematikawan Inggris G.H. Hardy di Universitas Cambridge, Inggris. Menyadari bahwa karya-karya Ramanujan itu luar biasa, Hardy mengatur agar Ramanujan melakukan perjalanan ke Cambridge. Dalam catatannya, Hardy berkomentar bahwa Ramanujan telah menghasilkan teorema-teorema baru yang inovatif, beberapa di antaranya "benar- benar mengalahkan saya; saya belum pernah melihat bahkan yang  sedikit saja mirip dengan karya-karya ini," dan beberapa di antara hasil karya yang sangat maju ini baru-baru ini telah terbuktikan.

Selama masa hidupnya yang singkat, Ramanujan secara independen menyusun hampir 3.900 hasil (kebanyakannya adalah identitas dan persamaan). Banyak hasil yang benar-benar baru; asli dan sangat tidak konvensional, misalnya bilangan prima Ramanujan, fungsi theta Ramanujan, rumus partisi dan fungsi theta tiruan, telah membuka bidang-bidang karya yang benar-benar baru dan menginspirasi banyak penelitian lebih lanjut. Hampir semua klaim Ramanujan sekarang telah terbukti benar.

Jurnal Ramanujan, sebuah jurnal ilmiah, didirikan untuk mempublikasikan karya dalam semua bidang matematika yang dipengaruhi oleh Ramanujan, dan buku catatan Ramanujan - yang berisi ringkasan dari hasil Ramanujan yang sudah maupun belum diterbitkan - telah dianalisis dan dikaji selama beberapa dekade sejak kematiannya sebagai sumber gagasan baru matematika.

Hingga 2011 dan berlanjut pada 2012, para peneliti terus menemukan bahwa komentar seadanya saja dalam tulisan Ramanujan tentang "sifat sederhana" dan "keluaran serupa" untuk temuan tertentu itu sendiri merupakan hasil teori bilangan yang mendalam dan tajam, yang tetap tidak terduga hingga hampir seabad setelah kematiannya.
((Di sini sangat pantas jika Ramanujan diberi predikat genius of geniuses (jenius di atas segala jenius) karena siapa pun orang di dunia ini yang disebut jenius, tak ada yang bisa menyamai kejeniusan seorang Ramanujan, terlepas dari kenyataan bahwa nama mereka lebih mentereng atau lebih tepatnya lebih dimenterengkan oleh Barat).

Ramanujan menjadi salah seorang anggota (fellow) termuda dari Masyarakat Kerajaan (Royal Society) dan anggota kedua yang berasal dari India, dan orang India pertama yang terpilih sebagai Anggota Trinity College, Cambridge. Dari surat-surat aslinya, Hardy menyatakan bahwa hanya dengan satu tatapan singkat saja sudah cukup untuk menunjukkan bahwa hasil-hasil yang disebutkan di atas hanya bisa ditulis oleh matematikawan dari kaliber tertinggi, dengan membandingkan Ramanujan dengan jenius matematika seperti Euler dan Jacobi.
(Ini pendapat pribadi Hardy. Sudah saya katakan di atas, semua orang hebat lainnya tidak bisa dibandingkan dengan Ramanujan).

Sampai di sini, saya pikir semua pembaca bisa melihat sejauh mana keluhuran Timur itu telah dirampas. Saya sudahi saja cerita Ramanujan ini dengan 2 pesan dari pepatah Jawa yang sangat saya sukai:
Becik ketitik ala ketara.
Mikul dhuwur mendem jero, khususnya untuk Prof. G.H. Hardy, yang juga telah meninggal dunia, 27 tahun setelah Ramanujan. Di sini saya hanya menceritakan "sedikit" kejelekan Anda, dengan pertimbangan bahwa Ramanujan jauh lebih pantas dari Anda untuk dimikuldhuwurmendemjeroi.

Catatan:
1. Kekaguman saya yang luar biasa atas keajaiban Ramanujanlah yang menyemangati saya untuk menuliskan artikel yang sangat singkat dibanding begitu banyak hal yang bisa ditulis tentang Ramanujan itu, yang antara lain bisa Anda telusuri dari publikasi dalam berbagai format yang tersedia melimpahruah secara daring, termasuk sebuah film terbaru tentang Ramanujan, The Man Who Knew Infinity (Orang yang Tahu tentang Infinitas/bilangan tak terhingga).
2. Jauh lebih pantas jika Ramanujan yang menjadi Nobel Laureat (pemenang Hadiah Nobel) ketimbang, katakanlah, seorang "Bunda" yang sempat pernah diagung-agungkan di India, tetapi sekarang?
3. Tampak bagi saya bahwa malahan bangsa Italia yang lebih bisa menghargai dan menghormati Ramanujan melalui Penghargaan Ramanujan ICTP untuk Para Matematikawan Muda dari Negara-negara Berkembang, yaitu penghargaan dalam bidang matematika yang diberikan setiap tahun oleh Pusat Internasional untuk Fisika Teoretis (International Centre for Theoretical Physics/ICTP) di Italia. Didirikan pada 2004, dan diberikan pertama kali pada 2005. Penghargaan ini diberikan kepada seorang peneliti dari negara berkembang yang berusia kurang dari 45 tahun yang telah melakukan penelitian luar biasa di negaranya. Penghargaan ini didukung oleh Kementerian Sains dan Teknologi (India) dan Akademi Sains dan Sastra Norwegia melalui Dana Abel, dengan kerjasama dari Persatuan Matematika Internasional.
4. Jika dipikirkan, sangat disayangkan bahwa hidup Ramanujan begitu singkat, dan kehebatannya "diambil" oleh Barat dengan hanya memberikan sedikit penghargaan kepadanya, namun takdir sejarah juga membuka mata kita bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika Ramanujan tidak diundang ke Inggris oleh Hardy, lebih baikkah, atau lebih buruk?
5. Sebuah tulisan yang aneh: The man who taught infinity: how G.H. Hardy tamed Srinivasa Ramanujan's genius (Orang yang tahu tentang infinitas: bagaimana G.H. Hardy menjinakkan kejeniusan Srinivasa Ramanujan).
6. Setahu saya, satu-satunya orang Barat sendiri yang keluhurannya dirampas adalah Thomas Watters, yang kata E.T.C Werner, seorang pria berpengetahuan luas dan sangat rendah hati, yang tidak cukup dihargai dalam generasinya.

Saya berharap suatu hari kelak saya bisa berkunjung ke rumah Ramanujan.

Jonggol, 30 April 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun