Saya beri contoh di sini:
Dari yang tadinya cuma keinginan, setelah kaji ulang, saya memutuskan bahwa saya membutuhkan sebuah rice cooker canggih. Ada satu-satunya merek mahal dengan kelebihan berupa fitur-fitur yang tak dimiliki oleh rice cooker merek lain, yakni potnya paling tebal, dan memiliki fungsi fermentasi, sehingga bisa saya gunakan bukan melulu untuk memasak nasi, tapi juga kue-kue, misalnya bika ambon kesukaan saya. Saya pun menabung khusus untuk keperluan ini, dan 6 bulan kemudian rice cooker itu saya beli dengan harga tidak turun, tapi ada diskon 10%, yang berarti tabungan saya itu masih memiliki sedikit kelebihan yang bisa saya gunakan untuk membeli kebutuhan lain.
Sampai sekarang saya sudah menggunakan rice cooker ini selama lebih dari 7 tahun.
Alah membeli menang memakai.
Kualitas hidup, dan pada gilirannya, kebahagiaan hidup, itu semua tergantung pada diri kita sendiri untuk mewujudkannya.
Kepuasan hidup yang lebih tinggi bukan kita dapatkan dari benda-benda materialistik eksternal yang trivial (yang jika dibagikan akan berkurang), tapi dari benda-benda yang abstrak: pengetahuan dan berbagi pengetahuan itu (yang semakin kita bagikan semakin banyak kita dapatkan lagi). Jadikan "menciptakan surga di bumi dan membantu semua orang yang membutuhkan bantuan" sebagai prinsip hidup.
Perasaan-perasaan tidak puas menderu kita untuk mengisi kekosongan itu dengan harta, orang, kebisingan, obsesi, makanan, pekerjaan, dan adiksi.
Ivan Burnell, Power of Positive Doing: 12 Strategi Mengendalikan Hidup Anda, terjemahan Johan Japardi, penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Semoga bermanfaat.
Jonggol, 25 April 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H