Dari Catatan Harian, 22 Desember 2020
Bodhidharma adalah seorang biksu Buddhis dari India Selatan (tentunya berkasta Brahmana) yang mendirikan Buddhisme aliran dhyana atau 禪/禅 Chan (Jepang: 禅 Zen) yang artinya meditasi mendalam.
Dalam bahasa Mandarin Bodhidharma disebut 菩提達摩/菩提达摩 Putidamo dan dipanggil 達摩祖師/达摩祖师 Damo zushi yang secara harfiah berarti Damo si guru pendiri biara. Dalam bahasa Inggris disebut Dharma the Patriarch.
Makna ini bisa melebar ke harfiah dari 祖師 zushi, yakni kakek buyut guru, dan inilah makna denotatif yang saya ambil ketika pertama kali mengenal siapa Bodhidharma dari cersil-cersil karya alm.
Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo ((kini semua karya beliau telah diterjemahkan (sungsang) ke bahasa Mandarin dan disumbangkan oleh pemerintah Indonesia ke pemerintah China)), dan cersil karya pengarang Indonesia lainnya maupun pengarang China beserta versi videonya.
Cersil di Indonesia menggunakan versi bahasa Hokkien, Tat Mo Co Su, dan Kho Ping Hoo sendiri menuliskannya dengan Tat Mo Couw-su, versi saya sendiri Tatmo Cosu.
Jadi tersedia banyak media yang bisa dijadikan sumber untuk mengenal pribadi Bodhidharma ini, dan saya hanya akan membagikan sedikit pengalaman saya mengunjungi biara Shaolin.
Teman-teman saya di China banyak yang salah paham, sehingga mereka mengatakan bahwa Bodhidharmalah yang mendirikan biara Shaolin. Saya katakan bukan, dan biara Shaolin sudah ada lama sebelum Bodhidharma datang dari India, dan Kepala Biara Shaolin pertama adalah Biksu Batuo yang juga datang dari India Kuno untuk menyebarkan ajaran Buddhis pada 464 M, sedangkan Bodhidharma baru datang ke China pada 520 M, hampir 60 tahun kemudian.
Namun, Bodidharmalah yang memasyhurkan 发扬光大 (fayang guangda) Shaolin dengan ilmu silatnya. Saya sudah melihat sendiri ruangan tempat latihan silat para biksu Shaolin yang penuh dengan jejak kaki yang mendalam di lantai, tanda penggunaan neili (tenaga dalam) atau neigong (Kho Ping Hoo: lweekang) yang dahsyat.