Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Gara-gara Satu Kata: Peningkatan

13 April 2021   07:00 Diperbarui: 24 April 2021   11:47 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Cerpen kocak* ini tersedia dalam bahasa Indonesia dan Tanjungbalai Asahan.

*Kocak = lucu (Indonesia), banyak uang (Tanjungbalai).

Dari Catatan Harian, 15 September 2019

Versi Indonesia
Berlayar Kita Setujuan
Bertambat Kita Setangkahan

(Semboyan kota Tanjungbalai, tambahan kata "kita" dari saya).

Sebagai anak Kota Kerang (julukan Tanjungbalai), saya menyadari bahwa, dan bangga karena, kota kelahiran saya ini memiliki banyak keunikan, entah itu bahasanya, keragaman dan kerukunan suku-sukunya, makanan khasnya, sikap hidup penduduknya, dan lain sebagainya.

Konon, menurut yang empunya cerita, saya sendiri, ada seorang anak muda bernama Udin Cengkok yang tinggal di seberang, Sungei Nangka, keponakan wak* Anzahari, ayah dari Ayu Anzahari yang merantau ke ibukota dan menjadi aktris terkenal itu.

*wak, uwak, uwa = pakde.

Tahun 1980-an, waktu cerita ini bermula, wak Anzahari ini diboyong anak perempuannya ke Jakarta dan menetap di sana sampai tutup usia beberapa tahun yang lalu.

Si Udin pula sehari-harinya bekerja sebagai nelayan. Dia mempunyai sebuah sampan yang dia pakai melaut setiap hari. Pada masa itu, hasil tangkapan si Udin ini sangat banyak, banyaklah uangnya, bisa dia memperbaiki rumahnya dan rumah orangtuanya dari yang semi-permanen menjadi permanen, bertingkat pula. Kalau perkara isi rumahnya, tak usahlah kita kaji lagi, lengkap semua perabotannya, apa pun ada.

Berkat didikan yang baik sejak kecil, Udin tak pernah sombong dengan keberhasilannya. Dia dikenal masyarakat Sungei Nangka sebagai orang yang pemurah hati dan suka membantu orang yang berkesusahan. Walaupun kecil luas wilayah Sungei Nangka yang bersebelahan dengan Sungei Pasir dan Sungei Kepayang itu, tapi setidaknya ada dualah kelebihannya.

Yang pertama, konon pada zaman kolonial Belanda dulu, orang di desa inilah yang menginspirasi orang Belanda untuk manyingkat kata "Sungei" menjadi "Sei."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun