Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Memasuk-akalkan Makna "Puak Labu"

12 April 2021   23:15 Diperbarui: 24 April 2021   10:01 2933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiran saya yang melayang ke mana-mana saya panggil balik dan saya sampai pada kesimpulan sebagai berikut:
1. Puak dan labu sama-sama buah.
2. Pada suatu titik dalam sejarah, mestinya ada orang Melayu (mungkin dari Tanjungbalai, katakanlah demikian) yang merantau ke suatu tempat di Kalimantan, tempat dimana buah Menteng disebut buah Puak.
3. Orang Melayu itu kembali ke kampungnya dan mendapat inspirasi untuk membuat istilah baru, kemungkinan dalam bentuk peribahasa atau bahkan pantun.
4. Bertambahlah perbendaharaan kata di Tanjungbalai tatkala temuan orang tersebut sudah dipopulerkan ke mana-mana, maka, ini imajinasi saya belaka, di sebuah kedai kofi (bukan kopi, lihat Yuk Minum Kofi) yang ramai di Jalan Imam Bonjol dekat Jalan Asahan, terdengar bagian kombur (percakapan) berikut:

dokpri
dokpri
"Wah, lama-lama capek juga saya melihat gaya anak si Lokot yang sudah lama menganggur itu."
"Memangnya kenapa?"
"Kalau kulihat dia itu orang yang:
     'Angan-angannya macam katak hendak menjadi lembu.
       Kelakuannya macam buah puak hendak menjadi buah labu.'
Tak sadar diri dia."

Dalam pantun ini terdapat pula rima sempurna antara "katak" dengan "puak" dan "lombu" ("lembu") dengan "labu."

Demikianlah rekonstruksi asal muasal istilah puak labu yang perlu diusulkan agar masuk dalam KBBI, dan sebaiknya, meminjam istilah alm. Chairil Anwar, supaya lebih "memagut," digabungkan saja menjadi satu kata, puaklabu, dengan definisi:
Seseorang yang karena angan-angannya terlalu tinggi (hampir mustahil), bertingkah laku berlebihan (banyak gaya) dan berkata sombong dan tidak realistis.

Jonggol, 12 April 2020

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun