Pilihan yang paling tepat adalah dengan mengombinasikan kata Latin ke dalam istilah ini, karena dalam bahasa Latin, kecepe/rebon disebut Acetes.
Dengan demikian shrimp paste dikoreksi menjadi Acetes cake. Kelak istilah ini akan saya usulkan juga ke Kamus Merriam Webster.
Saya mau share sebuah cerita yang tidak diketahui umum, untuk mengomemorasi almarhum atok (kakek) saya, Yap Chenghuat (Mr. Yap) karena cerita ini berasal dari beliau:
"What a weird cake" ("Sungguh sebuah kek yang aneh") pikir si Inggris. Dia pun membeli setepek/sekeping belacan ini, mencuil dan mencicipinya.
"What the heck" ("Apa-apaan ini").
Rasa belacan yang sangat asin dan aromanya yang sangat tajam merasuki indera pengecapnya. Buru-buru dia mencari segelas air putih untuk berkumur-kumur!
Belakangan, dia menceritakan tentang belacan ini kepada teman-temannya dengan memberi nama Inggris Malacca cheese (keju Melaka) untuk belacan!
Seandainya sudah ada internet pada zaman itu, mungkin yang masuk ke dalam kamus bahasa Inggris adalah Malacca cheese, alih-alih shrimp paste yang lebih keliru.
Catatan Tambahan:
Seorang teman SMA saya meng-Inggriskan "terasi" menjadi "terration."
Aspek Kuliner
Berpuluh-puluh tahun yang lalu, ketika kedua orangtua saya masih ada, di rumah kami tiada hari tanpa sambal belacan (cabai merah/keriting yang ditumbuk/diulek kasar bersama bawang merah dan belacan gongseng/sangrai), biasanya tanpa tomat.
Jika lauk kami adalah ikan kembung goreng, almarhum ibu saya yang kreatif biasanya menambahkan irisan bawang merah dan kecap manis ke dalam sambal belacan dan ini namanya sambal pencuri!
Segala macam asam amino dari ikan kembung dan sambal pencuri itu sungguh menderu selera makan, apalagi jika nasi yang ditemani lauk yang satu ini dimakan hangat-hangat dan ramai-ramai. Sebuah kenikmatan ilahi yang sampai sekarang tidak bisa dirasakan oleh orang Barat, dalam hal ini orang Inggris!
Aspek Kimiawi
Kecepe/rebon dalam belacan, sebagaimana halnya bahan olahan seafood lain (kecalo, petis, ebi, ikan asin, kecap ikan, saus tiram, saus abalone dll.) mengandung belasan asam amino esensial. Dari sekian banyak fungsinya, asam-asam amino ini berinteraksi dengan indera pengecap pada lidah kita dan membangkitkan citarasa (Inggris: flavor, Mandarin: weidao) dan istilah paling populernya, dalam bahasa Jepang: umami (harfiah: rasa manis).
Ikeda memerhatikan bahwa, dashi (kaldu Jepang) yang terbuat dari katsuobushi (serutan daging ikan cakalang yang dikeringkan/Bonito flakes) dan konbu, memiliki sebuah rasa yang unik yang pada masa itu belum diuraikan secara saintifik. Rasa ini bukan manis, bukan asin, bukan masam, dan bukan pahit pula.
Untuk memverifikasi bahwa glutamat terionisasilah yang memberikan umami, Pak Ikeda mengkaji sifat-sifat rasa dari glutamat dalam bentuk garam Kalsium, Kalium, Amonium dan Magnesium. Semua garam* ini mengeluarkan umami dan rasa metalik karena kandungan mineralnya. Dari semua garam ini, Natrium glutamatlah yang paling mudah larut, paling enak, dan paling mudah mengkristal. Pak Ikeda menamakan produknya ini monosodium glutamate (mononatrium glutamat), dipatenkan dan diproduksi sebagai MSG, dan pada 1909 Suzuki bersaudara memulai produksi komersial MSG ini dengan merek Ajinomoto (harfiah: saripati rasa).
*Sebenarnya Pak Ikeda tidak perlu capek-capek meneliti semua garam ini, cukup garam Natriumnya saja, seperti yang terdapat dalam garam dapur (Natrium klorida), tapi mau bilang apa lagi, ini mengikuti prosedur penelitian yang harus mencakupkan pembanding.