*Ini saya besar-besarkan karena saya sendiri tidak dan tidak akan melakukan analisis kuantitatifnya. Buat apa?
Teman saya ini menelepon saya dan meminta maaf.
Kasus 2: Philadelphia.
Dalam sebuah taksi, ketika melewati sebuah tempat, salah seorang keponakan saya yang melihat sebuah gereja dengan tulisan di bawahnya: Jemaat Philadelphia, langsung bertanya kepada 2 orang kakak sepupunya dengan gaya sok tahu: "Kalian tahu Philadelphia itu apa?"
Kakak-kakak sepupunya hanya diam, entah karena tidak tahu jawabannya atau malas meladeni yang bertanya, yang semakin sombong dan menjawab sendiri pertanyaannya, "Philadelphia itu nama salah satu kota di AS."
Hanya bermodalkan secuil pengetahuan, anak ini sudah mau menggurui kedua sepupunya yang lebih tua.
Sesampainya kami di kota tujuan, anak ini saya ajak keluar, saya suruh membuka Google, tapi sebelumnya saya tes dengan pertanyaan apa nama Philadelphia dalam bahasa kolokuial (sehari-hari), dan di Negara Bagian mana kota ini berada. Tak satu pun pertanyaan ini yang bisa dijawabnya, dan dia malah bertanya, kolokuial itu apa?
Menggelikan sekaligus mengesalkan.
Saya pun lalu menyuruh anak ini mengecek di Google, membaca sebentar, lalu saya jelaskan secara mendetail tentang Philadelphia, yang diambil dari nama yang sama dengan sebuah kota di Turki kuno, tempat perantauan orang Yunani, sekaligus menjelaskan etimolgi kata Phildelphia, philos mencintai, dan delphia dari nama kuil, Delphi.
Mudah-mudahanlah anak saya sendiri tidak seperti ini, dan keponakan saya berubah.
Jonggol, 10 April 2021
Johan Japardi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI