Durung menang yen durung wani kalah (Belum menang bila belum berani kalah)
Durung tunggul yen durung wani asor (Belum unggul bila belum berani rendah)
Durung gede yen durung wani cilik. (Belum menjadi besar bila belum berani menjadi kecil.)
Raden Mas Panji Sosrokartono
Catatan:
Bait pertama Sugih Tanpa Bandha (dalam Aksara Jawa) terukir pada batu nisan Sosrokartono.
*Atas dasar kesepakatan antara pak Kadir (paling kiri dalam foto di atas) dengan sesama pinisepuh dari Trah HB V, dengan pertimbangan karena saya seorang pemerhati budaya dan sejarah Jawa, utamanya Mataram Islam. Saya diberi gelar Mas Ngabehi Reksohusodo dan gelar ini dicatat oleh rumahtangga keraton. Saat itu saya baru paham bahwa Ngabehi itu kata dasarnya kabeh (semua) dan orang yang diberi gelar ini adalah orang yang dinilai memiliki wawasan yang luas, sedangkan nama Reksohusodo sendiri bermakna mengelola kesehatan, karena latarbelakang pendidikan saya adalah Farmasi. Teman saya dari kalangan orang awam yang juga diangkat adalah alm. Ki Ageng Widyanto Suryo Buwono, pendiri Bakso Lapangan Tembak Senayan yang memopulerkan gamelan dalam outlet-outlet beliau.
Jonggol, 6 April 2021
Johan Japardi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Sosbud Selengkapnya