Mohon tunggu...
Jogja Tengah Malam
Jogja Tengah Malam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah tokoh fiksi yang mendirikan konten ini setelah terlanjur patah hati. Menulis adalah hal yang saya sukai ketika bosan dan sedikit mengisi kegabutan di bumi manusia. Kadang saya juga melepas keresahan dengan pergi mengelilingi pikiran orang, traveling, dan berbincang berdialog dengan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Laki-Laki Anak Pegunungan Alpen

3 Juli 2023   19:57 Diperbarui: 4 Juli 2023   19:45 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"LAKI-LAKI ANAK PEGUNUNGAN ALPEN"

Hai.
Suar terdengar amat kencang memekikkan telinga.
Entah bagaimana seseorang itu menghidupkannya.
Warga tak tahu siapa pelaku purbanya.
Mereka bingung lalu lalang tak terurus.
Berjalan dan terpapar gelombang sejarah.
Kawanan sapi beradu dengan kalung loncengnya.
Berbagi rumput hijau dan akasa terang mengusik kemurungan.
Keduanya bercanda bersama luas dan jauh udara.
Sekarang saya tiba di sebuah negara subur di belahan barat.
Negeri indah yang saya dengar dari kitab dongeng,
Yang pernah saya baca impiannya.
Dua hari sudah sepanjang perjalanan,
Saya membaca garis warna di lembah gunung.
Tentang hukum air gunung yang mengalir ke ruas dada yang legah.
Karena itu ketika kelabu sudah redup di pucuk jauh gemunung,
Dan salju mencair perlahan-lahan dalam langkah penuh pikir.
Tibalah saya di kepala kecil bersama sanak laki-laki anak Pegunungan Alpen.
Di sana saya tulis puisi ini.
Salju itu pesan alam semesta yang hinggap di relung hati.
Bagai salju yang tebal perlahan-lahan mencair.
Dan saat itu saya mau ia datang lagi esok hari.
Switzerland...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun