Mohon tunggu...
Jogja Tengah Malam
Jogja Tengah Malam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah tokoh fiksi yang mendirikan konten ini setelah terlanjur patah hati. Menulis adalah hal yang saya sukai ketika bosan dan sedikit mengisi kegabutan di bumi manusia. Kadang saya juga melepas keresahan dengan pergi mengelilingi pikiran orang, traveling, dan berbincang berdialog dengan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bertamu

3 Juli 2023   12:45 Diperbarui: 3 Juli 2023   18:50 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc.jogjatengahmalam

"BERTAMU"

Wahai sepasang bahagia yang sebatangkara.
Segenggam asa menerjang rimba berbekal doa.
Asa yang tangguh itu terlempar jatuh.
Bercucur peluh menolak runtuh.

Wahai sepasang bahagia yang sebatangkara.
Menjelma rindu yang asing dikenang,
Panas di kening.
Membuat hati berkemarau,
Suara menjadi parau.
Dan kelopak mata menjadi danau.

Pada dua jiwa yang tak pernah bertemu.
Namun tetap jua membuahkan rindu.
Meski raganya patah,
Jiwanya musnah.
Tetaplah terjaga,
Pada rasa yang sama.

Pada dua jiwa yang tak pernah bertemu.
Tanah-tanah kering telah usai.
Langit petir guntur bertamu ramah.
Menyapu tanah kering dengan kebasahan.
Entah ke liang mana takdir mengotak-atik.

Dalam sumur ketulusan.
Jadilah detak,
Jadilah detik.
Bekerja keraslah.
Jadilah baik dengan definisi langit.
Hingga bahagia itu tak lagi sebatangkara.
Percayalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun