Dalam banyak perhelatan event olahraga maupun musik yang melibatkan banyak peminat jamak kita melihat beberapa orang yang menawarkan tiket di luar loket resmi. Orang - orang tersebut menawarkan dengan harga tiket yang lebih mahal dari harga resmi di loket. Banyak dari masyarakat menyebut mereka adalah calo tiket. Untuk event - event nasional maupun international yang berlevel bintang lima sangatlah wajar apabila harga tiket melambung tinggi dari harga resminya. Hukum ekonomi berlaku di sini, permintaan lebih banyak dari persediaan ( maap sok puitis :p ). Bukan itu yang ingin saya coba kupas, bagaimana para calo tersebut bisa mendapatkan tiket lebih banyak dan lebih dulu dari khalayak ramai itu yang menurut saya asik ditelusuri.
CALO TRADISIONAL
Cara tradisional ini sangat mudah dijalankan oleh hampir semua orang yang mau, yaitu mengantri dengan membeli sesuai batas maksimum pembelian by person. Biasanya ini dilakukan secara terorganisir. Tidak ada yang salah dari cara tradisional ini karena para calo membayar harga tiket sesuai dengan harga resmi di loket dan menjualnya sesuka hati mereka untuk meraih untung. Panitia event tidak dirugikan di sini.
CALO PORTIR
Cara ini sedikit lebih cerdik dan tak bermodal. Para calo bekerjasama dengan para portir atau penyobek tiket di pintu masuk dengan sistem bagi hasil. Portir tidak menyobek tiket yang sudah dibeli oleh penonton dan diberikan kepada calo untuk selnjutnya mendistribusikannya kepada penonton yang belum mendapatkan tiket. Calo portir ini sangat merugikan penyelenggara event karena tiket yang tidak disobek bisa dipakai berulang kali. Calo Portir juga dengan mudah menjual tiket dibawah harga loket resmi karena mereka tidak mengeluarkan biaya sepeserpun.
CALO KEAMANAN
Rata - rata event di Indonesia di jaga oleh petugas keamanan yaitu kepolisian. Adanya oknum polisi yang berjaga di pintu masuk juga dimanfaatkan para Calo dengan cara membayar sejumlah uang dibawah harga tiket di loket resmi. Calo tipe ini biasanya menawarkan secara kolektif terhadap calon penonton dengan harga yang jauh lebih murah masuk tanpa tiket via oknum polisi tersebut.
CALO LOKET
Calo model ini bekerjasama dengan petugas penjaga loket langsung. Mereka memborong sejumlah tiket dengan perjanjian jika tidak laku uang mereka kembali. Calo model ini mempunyai trik subsidi silang, di awal mereka menjual tiket dengan mark up yang menggiurkan untuk selanjutnya jika sudah mendekati event dimulai mereka menjual tiket dibawah harga loket resmi dengan perhitungan kalkulasi di akhir mereka masih menerima pengembalian uang tiket yang tidak laku.
CALO OKNUM MANAGEMENT
Calo tipe seperti ini bergerak lebih rapi dan pintar karena berhubungan langsung dengan management. Management yang saya maksud adalah management oknum yang nakal. Bundel tiket dijual oleh oknum management kepada rekanan calo dengan harga yang murah untuk kepentingan pribadi. Dalam management klub sepakbola di indonesia hal ini masih sering terjadi.
CALO MANAGEMENT
Calo ini sebenernya memang sengaja digandeng oleh pihak management untuk mendongkrak penjualan tiket dengan memanfaatkan jaringan yang dimiliki para calo tersebut. Secara resminya mereka disebut agen tiket.
CALO TIKET PALSU
Dengan cara mencetak ulang tiket yang sudah dibeli para calo ini merajalela menjual dengan harga yang murah karena ongkos cetak mereka tak sebanding jika harus membeli di loket resmi.
Jadi, sebenernya tidak semua calo itu merugikan lho. Tinggal kenali saja tipe calo yang biasa beroperasi di event event sekitar kita. Tulisan ini saya tulis karena pancingan TL dari @elja_kaskus beberapa hari lalu sempat resah karena di MIS bergentayangan calo tiket dengan harga dibawah harga loket resmi. Mungkin klasifikasi tersebut diatas bisa menjawab kegalauannya.
Hampir mustahil menghapus praktik percaloan di indonesia karena tipe pekerjaan ini sama tuanya dengan pelacuran dan mata - mata. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mau membeli di loket resmi dan menolak budaya gratisan adalah salah satu cara untuk meminimalisir dampak kerugian dari praktik percaloan.
semoga bermanfaat ya dab :)
salam @jogjapunyabola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H