Mohon tunggu...
jofi arya
jofi arya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Agribisnis

Faperta Unej

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mendampingi Petani dalam Memanfaatkan Limbah Organik untuk Membuat POC dan Pestisida Nabati

10 September 2021   12:27 Diperbarui: 10 September 2021   13:27 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. Pembuatan POC|Dokpri

MAHASISWA KKN BTV 3 K09 MENGEDUKASI DAN MENDAMPINGI PETANI DALAM MEMANFAATAN AIR LERI DENGAN LIMBAH ORGANIK LAINNYA SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN POC DAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHATANI DI DESA TAMANAGUNG

Di Desa Tamanagung sebagian besar penduduknya ialah sebagai petani. Dimana pendapatan utama yang diperoleh dari hasil budidayanya. Pada kondisi saat ini, dimana pandemic covid-19 yang mengakibatkan perokonomian di Desa Tamanagung menurun. Hal tersebut berdampak kepada petani di Desa Tamanagung yang mana harga dari bahan-bahan yang dibutuhkan kian melonjak naik, dan harga dari hasil pertanian justru mengalami penurunan. Untuk itu, petani perlu memanajemen kebutuhan yang digunakan dalam berusahatani. Salah satu yang bisa mengurangi biaya produksi ialah penggunaan pupuk dan pestisida dengan alternatif menggunakan sendiri dari bahan-bahan limbah organik.

Adanya permasalahan tersebut, maka saya Djopfi Arcya Safputra, Mahasiswa Universitas Jember yang saat ini melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kembali ke Desa di Desa Tamanagung, tertarik untuk membantu petani dalam meningkatkan usahataninya di masa pandemi covid-19. Oleh sebab itu, dalam rangka kegiatan KKN Back to Village di Desa Tamanagung program yang dilakukan ialah mengajak petani melakukan inovasi pemanfaatan limbah organik sebagai bahan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pestisida Nabati (Pesnab).

Berikut merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan pada saat KKN Di Desa Tamanagung. Kegiatan pertama dimulai dengan melakukan observasi lapang dan identifikasi masalah ke petani sasaran. Petani sasaran yaitu petani cabai Di desa Tamanagung yang mana, terdapat permasalahan tentang penggunaan pupuk kimia tanpa di imbangi dengan pupuk organik. Selain itu juga, kendala tentang biaya penggunaan pestisida yang cukup membengkak.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, saya memberikan arahan dan juga pendampingan terkait pembuatan pestisida nabati (Pesnab) dan juga pupuk organik cair (POC) yang dapat mengurai biaya produksi petani cabai tersebut. Langkah awal dimulai dari mencari dan memilih bahan yang akan digunakan. Selanjutnya membuat Pesnab dan POC  secara bertahap.

  • Berikut tahapan pembuatan Pesnab

  • Langkah awal yang perlu disiapkan yaitu alat dan bahan seperti wadah botol atau dirigen. Kemudian masukkan kulit bawang putih/merah, daun kemangi, daun kenikir, cabai rawit yang sudah di cacah ke dalam botol. Lalu masukkan air secukupnya dan bisa ditambahkan air cuci piring sebagai bahan perekat. Setelah itu wadah di tutup dan bisa digunakan langsung setelah 24 jam masa penyimpanan. Untuk dosisnya bisa menyesuaikan tingkat kekentalan pestisida nabati tersebut.
  • Berikut tahapan pembuatan POC

Gambar. Pembuatan POC|Dokpri
Gambar. Pembuatan POC|Dokpri
  • Air cucian beras atau air leri bisa langsung diaplikasikan pada tanaman dengan menyirami tanaman setelah didiamkan beberapa menit di wadah penampung. Meski demikian, air cucian beras juga bisa diolah menjadi pupuk organik cair dengan tambahan beberapa bahan. Untuk pilihan kedua, dibutuhkan bahan dan alat sebagai berikut;
  • Air cucian beras kurang lebih 3 liter
  • Cairan EM4
  • Tricoderma
  • Gula merah sebanyak 1/4 kg
  • Sabut kelapa secukupnya
  • Kulit pisang secukupnya
  • Batang pisang secukupnya
  • Wadah tertutup dengan kapasitas kurang lebih 5 liter
  • Cara pembuatannya sebagai berikut;
  • Masukkan air cucian beras yang sudah tersedia ke dalam tempat penampungan.
  • Ambil sekitar 100 ml cairan em 4, kemudian masukkan ke dalam tempat penampungan yang telah berisi air cucian beras.
  • Masukkan pula parutan gula merah ke dalam tempat penampungan.
  • Masukkan sabut kelapa, kulit pisang, batang pisang yang sudah di cacah.
  • Aduk semua bahan tersebut hingga rata dan jadi satu.
  • Tutup tempat penampungan tersebut rapat-rapat, diamkan untuk beberapa saat atau kurang lebih 7--10 hari masa fermentasi.
  • Buka tutup wadah penampungan, dan apabila terdapat belatung atau ulat, berarti proses pembuatan pupuk dari air cucian beras telah berhasil. Pupuk pun sudah dapat diaplikasikan pada tanaman. Penggunaan bahan disesuaikan dengan ketersediaan bahan itu sendiri. Bisa dengan cukup menggunakan kombinasi air cucian beras, air kelapa, gula pasir dan EM 4 sebagai starter bakteri.

Gambar. Pengaplikasian Pesnab|Dokpri
Gambar. Pengaplikasian Pesnab|Dokpri
Setelah melakukan proses pembuatan Pesnap dan POC, langkah berikutnya ialah melakukan kegiatan pengaplikasian ke tanaman. Proses ini mudah, namun perlu adanya tehnik dalam pengaplikasian agar pupuk dan pestisida yang digunakan tepat sasaran.

Gambar. Testimoni Penggunaan POC|Dokpri
Gambar. Testimoni Penggunaan POC|Dokpri
 Selanjutnya melakukan pengamatan tanaman terhadap respon yang di peroleh setelah pengaplikasian POC dan Pesnab. Dimana respon tanaman terhadap POC yang digunakan cukup memuaskan, karena dapat membuat tanaman menjadi lebih subur dan buah tidak mudah rontok. Untuk respon pengaplikasian Pesnab juga memuaskan, karena bahan-bahan yang digunakan membuat hama yang menyerang tanaman utama dapat berkurang. 

Adanya Mahasiswa KKN Di desa Tamanagung, dapat membantu kususnya petani sasaran (petani cabai) yang memiliki masalah tentang usahataninya. Berdasarkan pengakuan dari petani sasaran, adanya kegiatan KKN BTV 3 UNEJ 2021 dapat membantu petani dalam mengatasi pembiayaan usahatani yang membengkak, sekaligus menjadi pengetahuan baru tentang pembuatan POC dan Pesnab untuk digunakan pada usahatani mereka secara berkelanjutan. Karena dari pengakuan petani sasaran, bahwa penggunaan POC dan Pesnab dapat mengubah tanaman mereka lebih sehat dan subur. (Djopfi Arcya Safputra/ KKN BtV-3 / Kelompok-09 / Tamanagung / Cluring / Banyuwangi / L. Dyah Purwita Wardani SWW,S.S., M.A.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun