Mohon tunggu...
Joe Wicaksono
Joe Wicaksono Mohon Tunggu... -

suka talk shownya Andy F Noya, suka novelnya andrea, suka filmnya Hanung, suka lagunya bang Roma. punya blog pribadi www.hikayatmaya.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tempat Sampah Pak Dokter

26 Februari 2012   12:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"hai... Jangan takut. Aku Maria. "

Suara ramah itu membuat rasa takut Rumi sedikit berkurang. Ia memutar badannya pelan. Dengan malu malu ia mengangkat muka. Dan suara tawa renyah menggema seantero taman.

" Ya ampun, muka kamu kotor, penuh lumpur. Ayo sini aku bantu bersihkan. " suara itu datang dari anak kecil seumuran dengannya. Ia berwajah bulat dan ramah. Rambutnya lebat dipotong poni. dengan masih menahan senyum jenakanya ia mengulurkan tangan untuk membantu Rumi menaiki parit.

"papaku kerja di rumah sakit ini. Mama sedang keluar. Kak Tira dan Kak Josef ikut mama. Aku sama bibi saja. " Celoteh anak itu seperti sudah kenal Rumi lama. Rumi sendiri masih kikuk, apalagi ketika ia disuruh mandi oleh seorang perempaun tua yang dipanggil bibi oleh Maria.

Selesai mandi Maria mengajak Rumi ke kamarnya di lantai atas. Dan di sana Rumi mulai merasa bebas, ia pun dengan polosnya menceritakan semua. Tentang Agus dan Obud serta tempat sampah yang ternyata tak ada itu. Ketika ia selesai bercerita, dilihatnya mata Maria berkaca kaca . Gadis kecil Nan manis itu kemudian memeluk Rumi dengan haru.

Keesokan harinya, di sekolah Rumi kedatangan tamu istimewa. Ia seorang kepala Dokter yang terhormat. Ia datang membawa berkardus kardus alat tulis dan buku sekolah. Maria, menggandeng tangan Dokter itu sambil tersenyum riang.

"ini papaku. " Katanya bangga.

Dokter berwajah teduh itu menatap putrinya dengan bangga . Ada bening air di kedua matanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun