Kata 'badu' sering diartikan bodoh atau terbelakang, sedangkan suku Arab Badui adalah mereka yang masih tinggal di gurun, hidup berpindah-pindah dengan beternak onta dan kambing. Dengan ritme hidup yang seperti itu maka tak pelak pendidikan menjadi kosa kata yang tidak masuk dalam daftar menu hidup mereka sehari-hari. Hal inilah yang menyebabkan mereka menjadi terbelakang. Terseok-seok mengikuti lajunya dunia yang selalu berubah dalam hitungan detik.
Suku Arab Badui yang murni tentu saja tidak pernah peduli dengan hingar-bingar kemajuan jaman. Mereka hidup bukan untuk mengejar kelas, tetapi tak lebih bagaimana berjuang untuk bisa melihat kembali matahari esok pagi.
Nah, cerita -cerita lucu yang hendak saya tulis berikut ini datang dari orang-orang Arab yang tinggal di pedesaan. Mereka hidup menetap tetapi jauh dari gemerlap kota. Meskipun hidup terpencil tetapi masalah fasilitas mereka tidak kalah dari orang-orang kota. Terutama mengenai segala macam kebutuhan rumah tangga yang modern ( barang-barang elektronik ).
TV tanpa gambar.
Sore itu store tempat saya bekerja baru saja dibuka. Seperti biasa saya langsung sibuk mengecek harga dengan berkeliling dari satu display ke display yang lain. Tiba-tiba dari counter depan, saya mendengar orang berteriak-teriak marah dalam bahasa arab. Intinya, dia ingin bertemu dengan store manager karena barang yang baru kemarin dia beli rusak. Dilihat dari penampilannya saya langsung tahu kalau tamu tersebut datang dari pedesaan.
Di counter after sale tamu tersebut marah-marah sambil menuding barang yang baru kemarin dibelinya. Manager after sales kemudian memanggil saya untuk mengecek barang tersebut. Dengan sedikit takut saya bertanya,
" Ya, Sayid. Ada yang bisa saya bantu ?"
Bukannya menjawab, tamu badu tadi malah ngomel nggak karuan.
" Ini syarikah nggak bagus. Masak saya beli barang baru tapi dikasih yang rusak. Lihat nih, baru kemarin saya beli tapi TV ini nggak ada gambarnya. Pokoknya saya mau duit saya kembali. Dasar syarikah karban ( perusahaan nggak bagus ) !!!!"
Saya langsung mengkerutkan dahi heran. Saya lihat lagi kardus pembungkus barang tersebut dan saya langsung tertawa terpingkal-pingkal.
Tamu tadi langsung diam. Melihat ke saya dengan aneh tapi juga kesal.
