Sedih dan Muaknya warga Jakarta karena satu hal, korupsi yang merajalela di eksekutif dan juga legislatif. Anies-Sandi harus mampu membongkar, jangan seperti Ahok yang terlihat setengah hati. terlihat setengah hati itu yang membuat Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) terjungkal dari Pilkada DKI Jakarta.
Warga Jakarta masih ingat dan selalu terngiang-ngiang di telinga soal Grand Corruption proyek Reklamasi Teluk Jakarta yang di gaungkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Apa yang di maksud KPK dengan Grand Corruption tersebut. Publik butuh penjelasan, bukan pepesan kosong dari KPK. Jika KPK sudah mengatakan ada Grand Corruption maka ini bukan hanya sekedar niat jahat, tapi sudah menjadi GRAND.
Selanjutnya adalah, Siapa pejabat eksekutif yang menandatangani pembelian Lahan Sumber Waras, siapa lagi yang menyetujui Anggaran untuk di korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) tersebut dan siapa di atas Udar Pristono dalam kasus korupsi busway.
Jika Anies-Sandi seperti Ahok yang setengah hati, maka warga Jakarta kembali akan kecewa dan cukup 5 tahun saja.sebagai pejabat publik yang di berikan kepercayaan warganya, maka sebaiknya ikut mempertanyakan apa itu "grand corruption." kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
Bukan persoalan mudah untuk tidak menjadi setengah hati, Ahok yang terkenal ganas, tegas dan bersih masih tetap kecolongan oleh eksekutif (anak buahnya soal UPS dan busway) dan juga kecolongan di dewan (soal suap reklamasi). apakah Anies bisa bertindak tidak dengan setengah hati? menarik untuk kita tunggu. Parameter kasus korupsi UPS, Busway dan reklamasi bisa menjadi acuan. sebagai gubernur terpilih, setelah di lantik Anies harus bisa mendorong dan bekerjasama dengan Polri dan KPK untuk lebih tegas dan melanjutkan proses penyelidikan grand corruption maupun korupsi lainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H