Mohon tunggu...
Joel Wakanno
Joel Wakanno Mohon Tunggu... Tentara - beginner

life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran Berharga dari Budaya Maluku

30 Mei 2019   21:05 Diperbarui: 30 Mei 2019   21:33 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
upacara buka sasi lompa | antarafoto.com

Kebersamaan dalam budaya Maluku kembali dituangkan dalam budaya cuci negeri. Salah satu tempat yang masih menjalankan budaya ini adalah negeri Soya di pulau Ambon yang masih menjalankan tradisi ini.

Biasanya tradisi Cuci Negeri berupa dibawanya beberapa seserahan yang berupa sirih dan pinang oleh kaum wanita. Namun tidak hanya makanan saja yang dibawa, tapi juga minuman tradisional masyarakat setempat yang dikenal dengan nama Sopi. Dan seserahan tersebut akan dibagikan kepada warga saat adat Cuci Negeri dimulai yang diikuti dengan pembacaan do'a- do'a oleh pemangku adat setempat.

Tradisi Cuci Negeri biasanya berupa kegiatan membersihkan lokasi ritual seperti sumur tua, rumah tua dan juga batu pamali milik tiga Soa yang merupakan sumber kehidupan masyarakat setempat dalam kesehariannya. 

Selama prosesi adat, beberapa orang biasanya meminum Sopi dan memakan sirih pinang yang merupakan lambang persekutuan adat sedangkan warga yang lainnya mengiringi proses pembersihan dengan menyanyikan lagu adat dan tabuhan tifa sampai dengan acara adat selesai.

Salah satu tujuan dari diadakannya tradisi Cuci Negeri bukan hanya berdasar kepada warisan yang diwariskan secara turun temurun, melainkan juga dengan maksud untuk memelihara dan menghidupkan nilai- nilai postif yang diyakini oleh masyarakat setempat agar selalu diingat oleh generasi muda mereka. 

Karena selain pemeliharaan terhadap tempat bersejarah, tradisi Cuci Negeri juga tentang pesatuan, musyawarah, gotong roong, kebersihan dan toleransi diantara sesama penduduk negeri. Unsur- unsur itulah yang menjadikan upacara adat Cuci Negeri ini masih bisa bertahan sampai dengan saat ini.

4. Budaya sasi

Budaya Sasi bisa disebut sebagai sebuah perintah larangan  bagi warga mengambil hasil kelautan atau pertanian sebelum waktu yang  ditentukan, namun pada saatnya masyarakat dapat melakukan panen  bersama-sama sehingga masyarakat benar-benar merasakan hasil kerja keras  yang mereka lakukan.

Hampir sebagian besar masyarakat adat di  Maluku, terutama Kabupaten Maluku Tengah, Kota Tual, Maluku Tenggara dan  Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dominan menerapkan sistem sasi guna  melindungi hasil perikanan maupun perkebunan.

"Budaya Sasi Mencegah eksploitasi sumber kekayaan di laut." Susi Menteri Perikanan dan kelautan

upacara buka sasi lompa | antarafoto.com
upacara buka sasi lompa | antarafoto.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun