Saat ini mungkin hanya pelatih Liverpool Juergen Klopp yang dapat bekerja dengan baik dengan para pemain muda. Nama besar lainnya nampaknya lebih memilih mendatangkan pemain sarat pengalaman untuk dapat menjalankan taktik yang mereka miliki.
Jika seperti itu apakah semua pelatih tim muda (pelatih tim U21) memiliki kans untuk menukangi tim besar yang diisi mayoritas pemain muda? Tentunya pertanyaan tersebut harus dikembalikan kepada kondisi klub yang akan meminangnya. Â
Di era pandemi seperti ini banyak klub yang merugi bahkan mengalami kebangkrutan. Karena larangan bermain dengan kehadiran penonton setidaknya membuat klub harus merelakan minimnya pemasukan dari pembelian tiket.Â
Selain itu kondisi pandemi juga memicu pengetatan anggaran dari pihak sponsor. Masing-masing pihak berupaya bertahan di era pandemi ini. Sangat sulit melihat secara umum, kondisi usaha berjalan dengan lancar di era pandemi ini.Â
Manajemen Milan bukan berjudi dengan merekut sebanyak-banyaknya talenta muda. Tapi mereka mencoba menerapkan keinginan pemilik Milan yaitu keluarga Elliot yang ingin membangun tim.Â
Dengan banyaknya hutang yang harus diselesaikan dan juga sulitnya memperoleh suntikan dana dari pihak sponsor memicu manajemen Milan mulai berburu pemain muda bertalenta yang biayanya diupayakan low cost. Sasaran mereka adalah pemain-pemain muda dari klub atau liga kecil diseluruh dunia.Â
Mereka juga mempopulerkan tradisi peminjaman pemain dengan opsi pembelian diakhir musim. Â Langkah peminjaman ini setidaknya dapat memangkas pengeluaran klub.Â
Sehingga tidak heran kini kita melihat sederet nama yang sebelumnya tidak begitu dikenal, mulai sering menghiasi berita di media saat ini. Theo Hernandez, Rafael Leao, Bennacer, Kessie, Hauge ataupun Saelemakers mulai menjadi perbincangan.
AC Milan saat ini tercatat sebagai tim termuda yang menduduki posisi 4 besar di klasemen liga top Eropa. Sejatinya ini sebuah pencapaian yang luar biasa. Bahkan dari sisi neraca ekonomi, AC Milan saat ini berada dalam kondisi terbaik dibandingkan dengan Juventus atau Inter Milan. Pengeluaran mereka juga hanya setengahnya dibandingkan kedua klub tersebut.Â
Banyak pengamat yang mengatakan jika ini terus berlanjut kita akan melihat AC Milan seperti layaknya Manchester United di era Ferguson. Di awal kebangkitan MU di era 90 an, MU memang masih mengandalkan banyak pemain di usia matang seperti Bryan Robson, Denis Irwin, Mark Hughes atau Brian McClair.Â
Tapi di era akhir 90an, skuad MU mulai beralih ke pemain-pemain muda yang dikawal oleh beberapa pemain senior. Bisa dibayangkan jika pemain-pemain yang saat ini bermain di Milan semakin berkembang, tentunya akan menjadi jaminan kesuksesan di masa yang akan datang.