Mohon tunggu...
Mh Yulparisi
Mh Yulparisi Mohon Tunggu... Wiraswasta - I love Indonesia

Hanya orang biasa yang bangga menjadi orang Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Revolusi AC Milan dan Kebangkitan Serie A

7 Juli 2017   07:27 Diperbarui: 9 Juli 2017   09:24 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carlos Bacca merayakan gol AC Milan ke gawang Sampdoria pada lanjutan Serie A di Stadion Luigi Ferrari, Jumat (16/9/2016).(MARCO BERTORELLO/AFP)

Andrea Conti, mungkin nama pemain ke 7 yang akan mendarat di Milan. Hanya dalam kurun waktu satu bulan, Milan sudah mendapatkan 6 pemain yang menurut manajemen Milan mereka butuhkan untuk menambah kedalaman tim. 

Milan dengan sokongan dana besar telah menghabiskan kurang lebih 100 juta Euro untuk mendapatkan tanda tangan pemain-pemain seperti Mateo Mussacchio, Ricardo Rodriguez , Andres Silva dan Hakan Calhanoglu. Mereka juga berhasil mendatangkan dua pemain pinjaman dengan opsi pembelian yakni Franck Kessie dan Fabio Borini. Masih ada nama yang ditunggu untuk bergabung yaitu Conto dan Kalinic.

AC Milan terlihat sangat "boros" dalam pembelian pemain. Tapi belum ada pembelian berlevel bintang top dunia yang Milan lakukan menurut beberapa pengamat. Hal ini disanggah oleh Marco Fassone, CEO AC Milan dalam jumpa pers di Casa Milan tanggal 5 Juli 2017. Fassone bahkan menyatakan bahwa AC Milan tetap memiliki uang untuk dibelanjakan pada bursa transfer selanjutnya. Bersama Direktur Olahraga AC Milan, Massimiliano Mirabelli, mereka memang sangat agresif untuk segera membenahi amunisi Milan dalam mengarungi kompetisi Seri A dan juga Liga Europa seperti yang dilansir dalam situs resmi Rossoneriblog.com.

Fassone mengatakan bahwa 2/3 pekerjaan telah terselesaikan dan masih ada 1/3 lagi yang belum dirampungkan. Mungkin hal ini juga terkait dengan perpanjangan kontrak beberapa pemain kunci seperti Donnaruma dan Suso. Tidak hanya membenahi tim AC Milan, Fassone juga mengatakan bahwa pembenahan dilakukan pada manajemen Milan dengan menuntut sosok yang sanggup bekerja keras dan bekerja professional dalam level yang tinggi. Sebuah pembaharuan yang mencerminkan sang filosofi pemilik baru dari konsorsium China.

Yang menarik, Fassone juga menerapkan evaluasi kinerja 100 hari seperti yang diterapkan Presiden Jokowi dalam mengevaluasi kinerja kabinetnya. 80 hari telah berlalu, masih ada 20 hari untuk merampungkan daftar pekerjaan rumah yang sudah mereka persiapkan sebelumnya. Fassone juga sudah mempertimbangkan jatuh tempo pinjaman Milan yang harus mereka selesaikan. Fassone mengatakan kondisi neraca keuangan Milan tetap dalam kondisi yang aman.

Revolusi Milan ini tentunya membawa secercah harapan untuk para Milanisti. Tapi baik Fasoone maupun Coach Vincenzo Montella tetap mencoba membawa Milanisti setidaknya saat ini untuk tetap menapakkan kaki dibumi. Fassone mengatakan tujuan utama revolusi Milan adalah membangun tim yang solid dengan kedalaman pemain disemua sektor. Selain itu berusaha mengembalikan penonton kembali ke Stadion setelah beberapa musim ini banyak Milanisti yang lebih memilih untuk menyaksikan pertandingan di televisi.

Vincenzo Montella juga mengatakan masih diperlukan waktu untuk menilai apakah Milan menjadi calon kuat perengkuh scudetto dan mematahkan hegemoni Juventus selama kurang lebih 6 tahun terakhir. Montella bahkan secara tegas mengatakan target utamanya Milan dapat menempati posisi 4 besar agar bisa berlaga di Liga Champion musim depan serta bertarung sebaik mungkin di Liga Europa karena Milan tiudak lagi berlaga di Eropa sejak tiga tahun lalu.

Apakah Montella merasa terbebani dengan harapan tinggi Milanisti sehingga kompetisi belum bergulir saja sudah menetapkan target hanya 4 besar? Montella menjawab bahwa pembelian yang sudah dilakukan manajemen Milan adalah hal yang fantastis. Milan bahkan kini harus mengosongkan beberapa posisi untuk menyeimbangkan tim. Setidaknya ada 3 pemain masing-masing diposisi bek kanan, bek kiri dan juga pemain tengah. Hal ini tentunya akan tidak baik untuk para pemain. Untuk menciptakan suasana kompetisi yang sehat, cukup dua pemain dimasing-masing posisi.

Selain itu Montella juga ingin melihat kinerja dan komitmen para pemain. Beberapa pemain adalah pemain muda yang masih dapat berkembang dan juga belum mengenal kompetisi Serie A. Masih butuh adaptasi dan secara mental juga masih harus terus dibenahi. Montella menginginkan pemain yang kelak dimainkan benar-benar sepenuh jiwa raga siap untuk membela Milan.  Montella juga merasa kini Milan dapat mencoba variasi formasi yang berbeda karena karakteristik pemain yang bergabung juga berbeda dengan yang sudah dimiliki Milan.

Montella mengatakan bahwa beberapa tim harus mereka lalui untuk mencapai standar kandidat scudetto. Tim langganan penghuni peringkat runner up hingga keempat seperti AS Roma, Napoli, Lazio, Atalanta dan Fiorentina beberapa musim lalu adalah PR yang dirasa Montella harus terlebih dahulu diatasi. Tidak lupa juga persaingan sengit dengan tim sekota Inter Milan yang tentunya membawa gengsi tersendiri saat dapat mengalahkan mereka.

Juventus diakui Montella adalah tim yang matang dalam keseimbangan di Serie A. Tidak heran selama satu dasawarsa terakhir mereka menjadi kandidat terkuat pemenang Scudetto. Untuk berada di level yang sama diperlukan kerja keras seluruh anggota tim dan juga dukungan manajemen yang baik. Montella mengatakan barometer Juventus terbaik karena mereka konsisten berlaga di kasta utama kejuaraan sepakbola paling bergengsi di Eropa yakni Liga Champions dan ini yang harus mereka kejar.

Juventus memang luar biasa di Serie A dengan memenangkan 6 Scudetto berturut-turut sejak musim 2011/2012 hingga musim lalu. Tapi disisi lain ini kerugian buat perhelatan kompetisi Serie A. Lambat laun pamor kompetisi ini menurun dan bahkan dikhawatirkan bahkan masuk level ketiga sejajar dengan Liga Belanda dan Portugal. 

Tidak ada satupun tim lain di Serie A yang secara konsisten memberikan ancaman nyata untuk mengganggu hegemoni Juventus. Roma dan Napoli setiap tahun memang berada dipapan atas tapi level permainan mereka terlalu jauh. Lihat saja bagaimana tim-tim Serie A yang bertarung di Liga Champions. Mayoritas harus mengakui keunggulan lawan dan harus terhenti lebih awal. Hanya Juventus yang sedikit lebih baik dan konsisten.

Hal ini bukan tanpa alasan. Semenjak krisis moneter melanda Eropa, klub-klub di Italia berjuang dengan susah payah. Tidak ada lagi nama-nama pemain bintang dunia yang dapat mereka beli seperti di era keemasan Serie A pada awal tahun 1990an. Pamor serie A tergerus Premiere League dan kini juga oleh Liga Spanyol. Belum lagi konsistensi klub-klub Jerman dan Perancis di Liga Champion membuat Serie A semakin tidak menarik bagi para pemain asing. Dampaknya tidak banyak investor mau mempromosikan produk ataupun menginvestasikan dananya di klub-klub Italia. Secara ekonomi, klub-klub Serie A sudah tidak menjual!

Dengan dana terbatas mayoritas tim Serie A hanya dapat meracik sebaik mungkin komposisi pemain yang ada. Daya tarik bagi penonton pun mulai pudar. Penonton banyak yang mulai meninggalkan stadion dan memilih menyaksikan pertandingan dirumah. Dahulu mereka selain ingin mendukung tim kesayangan juga ingin secara langsung melihat para pemain top dunia yang bermain di Serie A. Nama-nama seperti Diego Maradona, Marco Van Basten, Ruud Gullit, Lothar Matthaus dan Klinsmann di awal 90an mengundang perhatian dunia untuk melihat Serie A.

Dan euphoria glamournya Serie A berlanjut saat Berlusconi menjadikan Milan sebagai "Dream Team." Milan melakukan sejumlah pembelian fantastis di era tersebut. Jean Pierre Papin, Marcel Dessailly, Dejan Savicevic, Patrick Kluivert, Edgar Davids, Zvonimir Boban, Florin Raduciou hingga Bryan Laudrup. Dilanjutkan kemudian dengan pembelian George Weah, Olivier Bierhoff, Thomas Helveg hingga Andriy Shevchenko dan Kaka. Klub lain di Serie A pun pun tidak mau kalah. 

Inter Milan tercatat pernah mendatangkan sejumlah pemain top dunia seperti trio Jerman, Matthaus, Klinsmann dan Brehme. Mereka kemudian juga mendatangkan dua pemain Belanda yang paling menjanjikan saat itu, Dennis Bergkamp dan Wim Jonk. Dan tentunya yang fantastis saat mereka mendatangkan sang "il Phenomenon" Ronaldo serta Luis Figo. Juventus pun tidak kalah dengan pernah mendatangkan Patrick vierra, Thierry Henry, Didier Deschamps dan sang maestro Zinedine Zidane. Fiorentina dengan icon nya Gabriel Batistuta, Roma dengan Abel Balbo, Aldair dan Cafu serta tim dan juga tim-tim lainnya.

Belum lagi bermunculan nama pemain lokal Italia yang juga menjadi simbol pemain bintang kelas dunia seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Roberto Mancini, Gianluca Vialli, Fabrizio Ravanelli, Alessandro del Piero, Fransesco Totti hingga era Nesta, Cannavaro, Pirlo dan Gattuso. Dan langkah untuk semakin menjual pamor serie A diambil oleh Berlusconi dengan memecahkan rekor fantastis transfer pemain saat itu. 

Seorang winger Torino yang tadinya tidak dikenal oleh publik pemerhari sepakbola dunia bahkan Italia sendiri, menjelma menjadi pemain termahal dunia saat itu. Gianluigi Lentini memang sempat membuat heboh dunia persepakbolaan dengan rekor transfernya ditahun 1992 dengan nilai 13 juta poundsterling. Namun hanya setahun berselang, Lentini mengalami kecelakaan mobil hebat hingga sempat koma. Dan performanya terus menurun sejak saat itu.

Foya-foya AC Milan dalam bursa transfer musim ini setidaknya membawa secercah harapan untuk kompetisi Serie A. Milan adalah satu-satunya tim Italia yang dirasa  mampu membawa nama Serie A bersinar di Liga Champions mengingat sejarah prestasi yang telah mereka gapai sebelumnya. Juventus memang identik sebagai kandidat kuat setiap tahun sebagai penguasa tahta scudetto tapi kurang beruntung jika harus berlaga di pertandingan antar klub Eropa. 

Serie A dan Italia membutuhkan klub-klub pendamping Juventus untuk berlaga di Liga Champions. Harapan publik Italia dengan revolusi Milan akan membawa investor lain untuk juga berinvestasi di Serie A. Jika musim yang baru ini AC Milan terbukti  sukses, bukan tidak mungkin investor lain dari China ataupun miliarder lain berkenan untuk meramaikan kembali kemegahan kompetisi Serie A.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun