Metha: "Habis enak sih...hihihihi"
KENTUT
Didiet: "Edo,loe kemaren makan semur jengkol ya?"
Edo: "Yapz, memangnya kenapa..?"
Didiet: "Hati-hati ya ama zat buang loe..."
Edo: "Zat buang apa maksud loe?"
Didiet: "ya apapun itu, pub, pipis dan terutama kentut!"
Edo: "Hahaha, lho kan wajar kalo gue melakukannya..."
Didiet: "ga wajar kalo loe kentut di hadapan orang..."
Edo: "tau sih, tapi jengkol itu kan selalu mengjasilkan gas yang lebih banyak di dalam perut dibandingkan makanan biasa.. Jadi loe ga boleh protes heheheh..."
Didiet: "Ga bisa, pokoknya loe harus kabur kalo mau ngegas.. Inget itu, gue ga mau loe tiba-tiba ngebom di depan cewek gue..lagian siapa suruh makan jengkol!"
Edo: "lho emangnya salah kalau gue makan jengkol? Lagian kenapa juga Tuhan menciptakan makanan enak itu!"
Begitulah debat-debat seputar kegiatan yang kelihatan wajar namun rata-rata menjadi masalah jika dilakukan terutama di depan orang banyak, terutama bermasalah jika dilakukan di depan orangh-orang yang kita kenal dan terdekat.
Intinya, sebaik apapun kita, kadangkala tanpa sengaja itu dilakukan, maka kita akan dinilai sedikit lebih buruk. Bahkan mungkin dapat merusak status sosial kita seperti pembicaraan Vonny dan Nina.
Nah, kalau diberikan peringkat, kegiatan mana yang kira-kira menempati posisi terburuk? Padahal hal itu adalah hal yang sangat biologis. Kalau kita menahan kentut tentu perut kita menjadi kembung, masuk anginlah kita.
Jika kita tidak secara alami sendawa, sama saja efeknya seperti kentut.
Jika tidak ngupil..,ngefek ngga ya buat penciuman kita? Yang jelas ngupil kan membersihkan kotoran.Selamat kentut eh maksudnya silahkan berpikir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H