Indonesia dan Piala Dunia sejatinya memiliki kedekatan dan keakraban. Terbukti setiap kali Piala Dunia digelar antusiasme masyarakat Indonesia sangatlah tinggi. Animo yang tinggi tersebut bahkan bisa membuat tensi politik dalam negeri ikutan redah seketika saat Piala Dunia berlangsung. Tidak hanya itu, bukti kedekatan Indonesia dan Piala Dunia terlihat ketika bola yang diproduksi di Indonesia ikut mewarnai beberapa event Piala Dunia .
Sayangnya, kedekatan dan keakraban itu tidak diikuti oleh Timnas Indonesia. Sejak 1930 Piala Dunia digelar hingga yang terakhir 2022 atau sebanyak 22 kali tidak sekali pun Timnas Indonesia terlibat dalam ajang paling bergengsi untuk dunia bola sepak dunia.
Memang benar bahwa pada Piala Dunia 1938 cikal bakal Indonesia ikut terlibat dalam kejuaraan bergengsi ini tetapi tetap saja keterlibatan itu menggunakan nama Hindia Belanda sebagai bagian dari negara Belanda serta lagu kebangsaan yang dinyanyikan pun Het Wilhelmus bukan Indonesia Raya karena memang secara resmi belum ada nama Indonesia sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat.Â
Sesungguhnya, Timnas Indonesia pernah sudah sangat dekat dengan Piala Dunia 1986 di Mexico. Sayang harus digagalkan oleh Timnas Korea Selatan kala itu.
Kini Timnas Indonesia sudah sangat dekat dengan Piala Dunia. Kita telah sampai kualifikasi Piala Dunia 2026 babak ketiga dan sementara bertengger di posisi 3 klasemen dengan 6 poin hasil  dari 3 laga seri, 1 kali kalah, dan 1 kali menang. Kini, tersisa 4 laga yang perlu kita mainkan untuk semakin mendekati Piala Dunia. Dua laga tandang melawan Australia dan Jepang ditambah dua laga kendang melawan China dan Bahrain.
Target realistis yang bisa kita gapai agar tidak hanya semakin dekat tetapi  bersentuhan dengan Piala Dunia yakni sapu bersih laga kandang dengan kemenangan ditambah satu laga tandang melawan Australia kita berbagi poin 1. Bila skema target ini bisa kita raih maka poin kita menjadi 13.
Dengan berbekal poin 13, mari berharap angka 13 sudah mampu mengamankan kita untuk ikut masuk dalam hingar bingar persaingan Piala Dunia 2026 sebagai runner up Grup C. Seandainya poin 13 itu tidak bisa membawa kita langsung ke Piala Dunia sebagai runner up setidaknya kita masih memiliki kesempatan melalui jalur play off.Â
Toh, sejak awal PSSI dan Pelatih STY sudah menetapkan target untuk bertengger di posisi empat klasemen. Bahwa pada hasil akhirnya bisa bertengger di urutan tiga atau bahkan langsung lolos ke Piala Dunia tentu merupakan hasil yang melampaui target yang ditetapkan dan itu patut untuk kita rayakan.
Ada hal menarik kaitan kedekatan Indonesia dan Piala Dunia ini. Keterlibatan 'Indonesia' yang kala itu ditangani oleh Johannes Mastenbroek dikarenakan lawan di kualifikasi kala itu Jepang mengundurkan diri. Kini, Timnas Indonesia yang tergabung dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 pada grup C secara kebetulan juga satu grup dengan Jepang.
Hal menarik lainnya, pemain 'Indonesia' kala itu merupakan pemain campuran termasuk para pemain Indo-Eropa. Nama-nama seperti G. Van den Burgh, J. Harting Houdt Braaf Stand bercampur dengan Soedarmadji, Isaac Pattiwael, Anwar Sutan, hingga Mo Heng Tan berjuang membela panji kebesaran 'Indonesia'. Saat ini pun Timnas Indonesia dihiasi oleh kumpulan pemain 'campuran'.
Satu lagi, rata-rata usia pemain Timnas 'Indonesia' pada Piala Dunia 1938 22 tahun. Hal ini mirip dengan kondisi Timnas Indonesia saat ini. Rerata usia pemain Timnas Indonesia asuhan Shin Tae Yong pun berkisar di usia yang rentangnya kurang lebih sama.
Dari fakta-fakta diatas, semoga kedekatan Indonesia dan Piala Dunia saat ini bisa mengikuti jejak cikal bakal Indonesia 86 tahun silam yakni ikut bersentuhan dengan Piala Dunia. Tidak hanya itu semoga pada Piala Dunia 2026 Indonesia bisa bersentuhan langsung dan sentuhan ini bisa mengakrabkan diri dengan Piala Dunia untuk rutin bercengkrama dengan akrab. Semoga.... Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI