Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Plot kisah yang diambil dari Injil Yohanes ini menjadi pembuka dengan visualisasi peristiwa yang dimulai dari Adam, Nuh, Abraham, hingga Musa.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (TB Yoh 1:1-2,4,14).
Kelahiran Yesus di palungan kandang domba didatangi oleh para Majus dari Timur dengan membawa persembahan dan menyembah Sang Bayi dalam pelukan Bunda-Nya.
Sayang Mesias yang diharapkan Bangsa Yahudi tidak sesuai dengan kenyataan. Mesias yang ini datang tidak sekedar memimpin Bangsa Yahudi tetapi memimpin dunia kepada suatu hubungan yang kembali dipersatukan antara manusia dan Allah. Memimpin dunia untuk sebuah transformasi dengan ajaran tentang Cinta dan Kebenaran. Serta tanpa kekerasan.
Yesus dari Nazareth, Son of God. Mengguncang Bangsa Yahudi dengan keberadaannya membawa pesan damai tentang cinta dan kebenaran. Untuk memuluskan visinya, Son of God tidak memilih orang-orang hebat dan berpendidikan tetapi justru orang-orang 'pinggiran' yang seringkali dalam kehidupan sosial tidak dianggap sama sekali.
Ia memilih mereka para pendosa dan orang-orang sederhana untuk memulai aksinya mengabarkan kabar keselamatan. Hebatnya,dilakukan hanya dalam kurun waktu 3 tahun untuk menancapkan visi tentang cinta dan kebenaran.
Ada begitu banyak kisah yang sulit untuk dipahami oleh karena batas kemampuan dan pemahaman manusia. Kehadiran Son of God telah berhasil membawa pengharapan bagi mereka yang merasa tiada berarti, putus asa,pesimis, letih lesu, berbeban berat, dirundung kemalangan, kesedihan, kegelapan, dan ketidakmurnian untuk memperoleh damai dan sukacita.
Orang buta dapat melihat,orang tuli dapat mendengar orang lumpuh dapat berjalan, orang mati dihidupkan. Dengan begitu banyak mujizat yang terjadi. Termasuk kuasa mengampuni orang berdosa.
Kehadiran Son of God memberikan dampak pada kehidupan sosial Bangsa Yahudi kala itu. Ajaran-ajaran dari Kitab Taurat disempurnakan melalui perjalanan penuh cinta dan kebenaran seorang Anak Manusia dengan mengajarkan sesuatu yang baru dan terasa penuh damai dan membawa harapan.
Dalam waktu yang singkat, Ia mulai dikenal dan makin hari makin banyak para pengikut-Nya karena perbuatan-perbuatan ajaib dan penuh Cinta Kasih. Bangsa Yahudi mulai meyakini bahwa inilah Mesias yang akan menyelamatkan mereka dari penjajahan Bangsa Romawi. Tetapi Son of God tahu bahwa karya-Nya jauh lebih besar dan mulia dari sekedar kerajaan dunia. Ia pun memilih menyingkir dari permintaan masyarakat Yahudi yang meminta Ia menjadi Raja dan memimpin mereka mengalahkan Bangsa Romawi.
Walau demikian, para pemuka agama Yahudi tidak senang dan tidak sependapat dengan masyarakat. Mereka merasa bahwa kehadiran Yesus dinilai sebagai pemberontak yang merusak tatanan nilai-nilai religius yang selama ini ditaati oleh mereka. Yesus dianggap sebagai orang yang melakukan penistaan terhadap kepercayaan Bangsa Yahudi. Yesus dianggap orang yang membawa malapetaka bagi Bangsa Yahudi karena telah menghina aturan-aturan baku dari Kitab Taurat yang selama ini dipegang teguh dan ditaati. Yesus bahkan dianggap sebagai seorang gila yang memiliki kekuasaan gelap dan telah mempermainkan dan menghujat Allah.
Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan. (TB Yoh 15:25)
Bangsa Yahudi terbelah. Ada yang menganggap Yesus sebagai Son of God. Sedangkan yang lain menganggapnya orang jahat yang menghujat. Berbagai kepentingan pun ikut larut dalam kisah penyaliban Yesus sebagai hukuman tanpa alasan.
Kepentingan para pemuka agama Yahudi bertaut dengan kepentingan Bangsa Romawi yang sedang berkuasa atas Bangsa Yahudi, juga bertalian dengan kepentingan penguasa Bangsa Yahudi yang sangat ambisius untuk menjadi Kaisar atau paling tidak dipercaya sebagai Gubernur dalam penjajahan Bangsa Romawi. Ketiga kepentingan ini saling mengikat satu sama lain untuk kemudian menjadi kekuatan Imam Agung untuk membuat sebuah saksi dusta agar bisa menjerat Yesus kedalam hukuman mati.
dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.” Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (TB Yoh 18:14,37)
Penyiksaan dan penyaliban Yesus terjadi. Kayafas berdalih kepada Pilatus bahwa bila tidak menghukum-Nya, akan muncul pemberontakan karena Ia telah diproklamirkan para pendukung-Nya sebagai Mesias atau Raja Orang Yahudi. Padahal kami sangat setia dengan Kaisar Romawi.
Tidak sampai disitu saja, Son of God bahkan diatas Kayu Salib masih mengampuni," Ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Pernyataan ini sekaligus menegaskan tentang apa yang Ia ajarkan agar apabila kamu ditempeleng pipi kiri berikan pula pipi kananmu.
Bukan perbuatan biasa apalagi perbuatan seorang anak manusia biasa. Son of God, memang berbeda. Saat Ia menghembuskan napas terakhirNya gelap menyelimuti Bumi dan guncangan gempa bumi hebat selama 3 jam membelah tirai Bait Allah.
Yesus Wafat di kayu salib dan dikuburkan. Namun para murid Yesus tak perlu khawatir karena Yesus sendiri berpesan agar jangan khawatir.
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. (TB Yoh 14:1-2,6-7,11)
"Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya."
Yesus kemudian diangkat ke surga sebagaimana yang sudah sering disampaikan kepada para muridNya disaksikan para muridNya. Dengan tugas baru yakni menjala manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H