3. Taktik dan Strategi
Tavarez yang baru musim ini menahkodai klub Liga 1 juga membawa warna baru dalam permainan Juka Eja. Â PSM musim ini terbiasa menggunakan 3 bek terlihat lebih seimbang baik bertahan maupun menyerang. Satu yang menjadi khas PSM musim ini yakni tidak bertele-tele dalam mengalirkan bola ketika menguasai bola.Â
Para pemain PSM saat mendapatkan bola langsung membangun transisi menyerang yang sangat cepat untuk segera memasuki kotak penalti area lawan dengan didukung 2 sayap cepat baik kiri dan kanan. Demikian pula ketika kehilangan bola, para pemain PSM sejak dari garis pertahanan lawan terus mengganggu aliran bola lawan yang menguasai bola sembari melakukan transisi bertahan yang cepat dengan merapatkan barisan di area tengah belakang dengan begitu rapi. Hal ini tak terlepas dari peningkatan fisik pemain PSM.
4. Nothing To Lose
Permainan menawan PSM musim ini terlihat sangat nothing to lose. Para pemain PSM bermain tanpa beban sehingga mereka cenderung menikmati laga. Sehingga beberapa laga bigmatch dapat dilalui dengan meraih poin sempurna.Â
5. Dukungan Supporter
Harus diakui, setiap laga kandang PSM Makassar dipenuhi dengan dukungan The Macz Man di tribun Stadion B. J. Habibie. Dukungan ini menjadi penting untuk menyemangati para pemain sehingga tak kenal lelah dan membuat PSM sangat sulit dikalahkan di kandangnya. Pada saat yang sama, beberapa klub pesaing justru harus bermain kandang rasa tandang karena stadion kebesarannya sedang dalam proses renovasi untuk bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
PSM Makassar telah membuktikan diri pantas menjadi Juara Liga 1 Indonesia. Hebatnya, kepastian menjadi juara Liga 1 justru ditentukan pada pekan 32 dan liga 1 masih menyisahkan 4 laga. Tabarez pantas diberikan penghargaan sebagai Pelatih terbaik Liga 1 musim ini mengingat kemampuan adaptasinya yang tergolong cepat dan mampu memberikan sumbangsih talenta muda untuk Timnas.Â
Para pemain PSM pantas menerima hasil dari sebuah proses yang tidak mudah. Demikian pula manajemen dan supporter Juku Eja berhak menikmatinya dengan pawai kemenangan mengenakan jersey kebesaran. Hitung-hitung sebagai pelipur lara untuk kegagalan di AFC Cup musim ini dan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah U-20 yang mana pemain PSM juga terlibat didalamnya.Â
Sekali lagi....Congratulation PSM! Ewako Juku Eja...semoga tidak puas sampai disini tetapi terus berkembang untuk kembali kompetitif di musim depan serta mampu mengharumkan nama Indonesia di ajang kompetisi antar klub level Asia musim depan.