Egy Maulana Vikri, pemain potensial milik Indonesia mendapat sorotan usai dipanggil Timnas Indonesia yang bersiap menghadapi FIFA Matchday melawan Burundi pada akhir Maret 2023 sebagai bagian dari persiapan Tim Nasional menuju Piala Asia.
Pemain muda yang pernah mencicipi kerasnya persaingan di Benua Eropa ini disorot karena usai dipanggil Shin Tae Yong, pemain ini lantas dicoret dan digantikan dengan Stefano Lilipaly karena alasan sedang menderita cedera. Namun setelahnya Egy terlihat bermain dalam lanjutan Liga 1 Indonesia ketika timnya Dewa United bertemu Persib Bandung.
Walau baru bermain di babak kedua tepatnya menit ke 65, Egy dianggap telah mempermainkan panggilan Tim Nasional. Pelatih Tim Nasional, Shin Tae Yong bahkan tak mampu mengucapkan apa-apa lagi melihat fakta ini. STY, sapaan pelatih asal Korea Selatan ini hanya memberi pesan kepada semua pemain agar memiliki kebanggaan menggunakan jersey Garuda.
Ada apa yang sebenarnya terjadi? Pertanyaan ini pantas dikemukakan mengingat pemain sekelas Egy kesan yang dihadirkan ke publik enggan memperkuat tim nasional. Bukankah terpilih memperkuat tim nasional bagi pemain merupakan kebanggaan karena terpilih diantara begitu banyak pemain yang ada?
Beberapa hari setelah menjadi sorotan, Egy lantas mengklarifikasi bahwa sesungguhmya ia masih dalam pemulihan cedera dan sudah dikomunikasikan dengan pelatih tim nasional. Perihal turun bermainnya Egy dalam lanjutan Liga 1 dikatakan bahwa sebagai bagian dari pemulihan cedera. Klarifikasi ini tetap saja mengernyitkan dahi para pecinta sepakbola nasional.Â
Situasi ini sebenarnya menjadi alarm bagi PSSI agar berani mengambil sikap tegas dengan memberikan sangsi kepada klub maupun pemain yang dipanggil ke pemusatan latihan Timnas tapi menolak atau beralasan cedera tapi malah masih bermain bagi klub agar insiden serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.Â
Kasus Egy merupakan potret situasi sepakbola nasional saat ini yang perlu dibenahi. Ini penting! Agar siapa pun pelatih tim nasional dapat melaksanakan program persiapan tim dengan baik tanpa dipusingkan oleh hal-hal diluar itu.
Dalam hal ini, wibawa tim nasional harus diutamakan diatas kepentingan klub. Apalagi pertandingan resmi agenda FIFA. Kebanggaan mengenakan jersey Garuda harus mendapat porsi utama.Â
Ketegasan PSSI soal ini yang masih ditunggu Timnas Lovers. Sehebat apapun pelatih Timnas akan terus mengalami kesulitan bila urusan pemanggilan pemain ke Timnas selalu menjadi batu sandungan.
Egy Maulana Vikri harus diakui merupakan salah satu pemain harapan tim nasional dan diharapkan dengan kemampuan teknis yang dimilikinya mampu memberikan sumbangsih positif bagi prestasi tim nasional Indonesia. Tetapi bila pemanggilan tim nasional 'tidak digubris' perlu ada evaluasi secara meluas.Â