Fenomena ini sebenarnya kalau kita orang berwawasan maju dan melek teknologi sebenarnya nggak masuk akal, tapi kalau kita lihat yang berkembang di masyarakat awam ternyata sebaliknya. Isih Enak Zamanku To (sebenarnya menggambarkan pemerintahan orde baru) yang katanya sangat korup dan banyak menghilangkan banyak orang, tapi kok aneh ya masyarakat awam malah mengatakan hal yang bertentangan.Â
Memang sih kala itu media belum sehebat sekarang, karena memang semuanya di ratas oleh penguasa zaman itu dan orang yang berhaluan kiri pasti tak terdengar suaranya lagi, karena mungkin ada yang mengatasinya sendiri. Memang semuanya ada baik dan buruknya, yang penting semua masyarakat nyaman dan damai, kalau semua golongan dan kelompok ingin dipahami semua bisa jadi kacau balau.
Dari gambaran diatas kita semua pasti bisa mengambil hikmah dari semuanya bahwa yang diperlukan oleh masyarakat hanya nyaman dan damai ketika mereka melakukan aktifitas kehidupan dimana saja walau mempunyai golongan dan kepercayaan yang berbeda-beda. Dan kebetulan sekali waktu zaman itu penguasa sangat mengutamakan tentang Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI sehingga semua golongan dan kelompok yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila di hilangkan dari sabang sampai merauke, sehingga tak ada kelompok ataupun golongan yang melenceng satupun juga.
Apa sih sebenarnya yang salah dengan zaman reformasi sekarang ini ?
Padahal masyarakat sekarang ini semua serba mudah mendapatkan informasi, hampir semua orang punya kendaraan atau mobil, mudah untuk berhaji atau umroh dan bebas berbicara ngalor ngidul dan bahkan bebas makan apa saja dari anak yang baru lahir sampai orang jompo, tapi masyarakat kok masih bilang enak zaman sebelum reformasi ya? aneh memah masyarakat Indonesia.
Negara 1000 dogeng yang loh jinawi memang benar-benar membingungkan masyarakatnya, gara-gara reformasi semua jadi mudah dan semua orang bebas ngomong tapi ternyata malah menginginkan sesuatu yang lain dan mungkin gara-gara semua diatur pemerintah secara persuasif tapi kenapa masyarakatnya menginginkan yang seperti itu ?
Saya sendiri sedikit menghamini msyarakat awam kalau berpikir seperti itu karena secara hati saya merasa nyaman ketika zaman sebelum reformasi, karena tak banyak orang yang berbicara lewat media secara bebas tentang ideologi negara yang menyebabkan negara ini selalu bergejolak dan terjadinya bom disana sini karena uu persuasif sudah di hapus oleh wakil kita sendiri yang ada di parlemen.
Maka pemerintah harus membuat uu yang tegas tentang negara ini tentang :
1. Bahwa pemerintah tak dapat membredel media yang dianggap masyarakat nasional maupun internasional kredibel di negara kita.
2. Semua kelompok dan golongan yang tidak mau mengakui UUD'45, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI ( tak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hormat Bendera dan mengakui, suku, bahasa daerah yang beribu-ribu dari sabang sampai merauke) harus langsung digebuk aparat baik Polri maupun TNI karena menyebabkan masyarakat merasa tidak nyaman tinggal dan hidup di tanah airnya sendiri (jangan sampai istilah "Isih Enak Zamanku To" pemikiran ini terus melebar di masyarakat)
3. Media Sosial ataupun media online dan media elektonik dan cetak yang lainnya, jika tidak mau memfilter tentang berita kebencian dan HOAX, Polri langsung menyegel saja tanpa ada proses yang bertele-tele.
4. Demi kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa serta keamanan bangsa TNI berhak menghancurkan segala organisasi baik resmi maupun tidak yang jelas-jelas tidak mau mengakui NKRI dan ingin mengganti dengan ideologi lain walau itu baru berupa keinginan, rencana, mufakat, berbicara di umum bahkan dengan sengaja berbicara di forum resmi kelompoknya.
Masyarakat yang di butuhkan ternyata bukan informasi yang bebas, kemudahan, makanan serba ada, bisa meraih kesehatan maksimal tetapi yang terutama di butuhkan adalah ketenangan hati dan pikiran, sehingga masyarakat awam akan mendapatkan kedamaian hidup yang sejati dimanapun masyarakat berada. Masyarakat Awan tidak suka banyak orang berbicara di media tidak karuan tetapi masyarakat awam hanya menginginkan antara pemerintah dan wakilnya satu pandangan yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI dan orang yang jelas-jelas berpikir harus disikat habis seperti DI/TII atau PKI dan itu harus.
Masyarakat awam hanya menginginkan yang berbicara di media adalah orang-orang yang bisa menjadi teladan positif di masyarakat luas baik itu pemuka agama seperti ulama NU dan Muhammadiyah yang bisa menyejukkan semua masyarakat Indonesia, jika anggota dewan jangan sampau duo serigala itu tapi benar-benar orang yang mempunyai tata krama yang bisa menyejukkan semua lapisan atau kelompok dan golongan.Â
Semoga dongeng dari masyarakat awam iki, iso di baca dan dipahami oleh orang yang berkepentingan menata pemerintahan yang sah ini, karena kalau tidak segera dilakukan negara ini bisa jadi tinggal kenangan saja. Semua masyarakat terutama anak-anak muda yang baru getol tampil di media sosial dan media masyarakat harus mulai menurunkan tensi golongan dan kelompoknya demi berpikir untuk negaranya sendiri.
Menurut MBAH OONE kita semua harus paham, saat ini ada 3 kelompok yang berseteru di media sosial khususnya di Indonesia :
1. Kelompok Pak Dhe Kerempeng yang banyak di isi kaum bumi bulat
2. Kelompok Mbah Teges katanya yang diisi sebagian kaum datar dan sedikit kaum bumi bulat
3. Kelompok Pokoke (sakarepe dewek)
Mbah Oone beri wasiat nih ya, kalau kalian semua terus seperti ini dan ada pihak asing yang berhasil mempengaruhi salah satu pihak yang tak terkendali maka Jawa, Sumatra dan Sebagian Sulawesi akan menjadi ajang peperangan seperti di Suriah, Afganistan, Irak dll. Kok bisa ? pikir sendiri dan pahami secara mendalam dengan hati yang tenang dan tentram karena semua itu serba mungkin.
Jika memang terjadi maka kelompok diatas akan pecah lagi yaitu sebagian kelompoknya Pak Dhe Teges akan membelot ke kelompok 3 dan sebagian pasti menuju kelompok 2 dan akan terjadi perselisihan maha dahsyat. Karena orang-orang kaum bumi bulat di kelompok Pak Dhe teges (jarene) masih pada ingin berkuasa tapi hanya mau ambil keuntungan bisnis doang, jadi rakyat awam hanya menonton aja tak bakal mendapat apa-apa dari kelompok 3 ini, tapi ternyata masih banyak masyarakat awam yang mengidolakan, karena masyarakat awam berpikir Pak Dhe Teges mungkin sama dengan zaman sebelum reformasi, karena mereka semua lupa ketika Pak Dhe Teges di suruh pergi Mbahe.
Semoga dongengnya Mbah Oone dadi pertimbangan semua anak muda yang masih selalu ingin menang sendiri tanpa berpikir untuk mengalah demi baiknya bangsa ini kedepan yang lebih baik lagi...........
Salam Kangen dari MBAH OONEÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H