Mohon tunggu...
Joeang Ikhsan Maulana
Joeang Ikhsan Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Merupakan mahasiswa baru Universitas Airlangga yang memiliki ketertarikan terhadap teknologi, bisnis dan digitalisasi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Peran Artificial Intelligence dalam Tranformasi Industri dan Tantangan Pekerjaan: Pengertian, Dampak, dan Solusi Untuk Masa Depan yang Lebih Baik

14 Desember 2024   17:35 Diperbarui: 14 Desember 2024   17:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

           kecerdasan buatan atau disebut juga dengan artificial intelligence (AI) sedang menjadi topik hangat yang ramai diperbincangkan di berbagai sektor dan industri karena potensinya yang begitu besar. Philip C. Jackson dalam buku Introduction to Artificial Intelligence – Third Edition menyebutkan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence ialah kemampuan mesin untuk melakukan hal-hal yang menurut orang memerlukan intelegensia. AI mencakup berbagai teknologi, termasuk pemrosesan bahasa alami (NLP), analisis data besar, dan machine learning, yang memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data dan otomatisasi proses, sehingga berdampak pada peningkatan efisiensi operasional. Potensi AI yang sangat luas memungkinkan untuk terjadinya revolusi tentang bagaimana cara dunia bekerja, yang meliputi transformasi ekonomi, perubahan signifikan pada dunia kerja, serta pada para generasi muda. Secara keseluruhan, membahas potensi artificial Intelligence (AI) adalah langkah penting untuk memahami dampak yang luas dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan sosial yang sedang terjadi, terutama mengenai dampak digitalisasi dan otomatisasi.

            Dalam beberapa tahun terakhir, artificial intelligence (AI) telah merevolusi banyak hal dalam berbagai sektor industri, peningkatkan akurasi dan efisiensi serta produktivitas. AI menjadi katalis utama dalam revolusi industri, mulai dari otomatisasi proses manufaktur hingga peranannya dalam mempermudah segala pekerjaan. kecerdasan buatan menjadi sebuah katalis utama dalam perubahan yang sedang terjadi pada era kali ini. AI memungkinkan para pengguna mendapatkan banyak manfaat dalam bidangnya masing masing. Dalam sektor industri AI digunakan untuk menggantikan tugas tugas manual melalui robot industri yang diprogram secara otomatis guna memprediksi perawatan mesin, dan meninjau kualifikasi produk secara otomatis. Selain itu, AI dapat membantu perusahaan dalam menganalisis data besar untuk mengidentifikasi masalah tersembunyi, memberikan wawasan baru mengenai bisnis yang lebih cepat, serta dapat mengurangi risiko terjadinya penipuan.

            Artificial intelligence (AI) memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai industri dengan potensinya untuk menggantikan pekerjaan monoton yang memakan waktu dan mengandalkan keakuratan, serta dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Dalam manufaktur, AI dapat mengantikan tugas tugas yang bersifat sama atau repetitif, misalnya dalam proses packaging atau pengecekan kualitas, sehingga manusia dapat berfokus pada pekerjaan yang lebih kompleks dan membutuhkan pemikiran lebih dalam penanganannya. Chatbot berbasis AI merupakan salah satu hal yang dapat membantu dalam sektor layanan pelanggan, hal ini memungkinkan untuk menangani pertanyaan pertanyaan mendasar secara otomatis, sehingga manusia dapat beralih ke pekerjaan yang lebih rumit dan memerlukan pemikiran yang lebih kompleks.

           Artificial intelligence (AI) memang memiliki potensi untuk mempermudah banyak tugas dan pekerjaan melalui otomatisasinya, AI juga dapat menggantikan suatu pekerjaan yang sifatnya berulang, seperti dalam sektor layanan pelanggan dan manufaktur. AI juga dapat membuka peluang besar akan munculnya berbagai pekerjaan baru, khususnya dalam bidang teknologi dan data. Hal ini didasari atas kebutuhan manusia yang semakin kompleks sehingga diperlukan teknisi yang handal dan terampil dalam merancang, mengembangkan, mengolah, dan memelihara AI itu sendiri. Pekerjaan pada bidang teknologi seperti para insinyur dan peneliti yang berfokus pada AI guna merancang algoritma-algoritma kompleks yang memiliki kapabilitas, merancang machine learning, dan mengembangkan berbagai aplikasi yang dapat digunakan pada berbagai sektor. Pada bidang data, data analyst dan data scientist merupakan pekerjaan yang relevan. Mereka tidak hanya bertugas untuk memproses data, melainkan juga menyusun model model prediktif sehingga memunculkan wawasan baru yang berguna dalam pengambilan keputusan untuk masa yang akan mendatang.

          Penggunaan AI dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas memang memberikan dampak positif yang signikan, terutama dalam bidang manufaktur dan transportasi, tetapi hal ini tentu berdampak pada pekerjaan – pekerjaan tradisional yang digantikan oleh AI itu sendiri. Hal ini tentu menjadi tantangan besar terkait berkurangnya kesempatan kerja, khususnya bagi para pekerja dengan keterampilan yang tidak terlalu mumpuni. Penggunaan AI dalam bidang manufaktur dan transportasi, seperti penerapan pada pekerjaan manusia yang bersifat repetitif dan adanya suatu transportasi autopilot menyebabkan berkurangnya kebutuhan para pekerja dengan basic skill tadi. Hal ini memicu kekhawatiran tentang bagaimana cara mengatasi penurunan kesempatan kerja bagi para pekerja dengan keterampilan yang kurang. Banyak kesempatan kerja yang dulu diberikan kepada mereka yang tidak memiliki pendidikan tinggi atau keterampilan teknis yang kurang yang sekarang dapat digantikan oleh AI itu sendiri. Selain itu proses transisi yang tidak didukung oleh pelatihan atau workshop yang memadai dapat memicu pengangguran struktural yang semakin buruk.

            Tantangan utama yang dihadapi para pekerja dengan keterampiln yang kurang memadai adalah kesulitan untuk beradaptasi dengan dunia yang semakin berbasis teknologi dan serba otomatis. Pekerja yang sebelumnya bergantung pada keterampilan manufaktur atau transportasi dasar, kini berada dalam posisi yang mengkhawatirkan akibat otomatisasi dan penerapan AI. Banyak pekerjaan yang sudah digantikan oleh robot, kendaraan autopilot atau sistem berbasis AI yang efisien dan tentunya lebih murah. Para pekerja mungkin tidak memiliki pelatihan atau pemahaman dasar tentang teknologi digital, pemrograman, atau pengetahuan tentang AI guna meningkatkan efisiensi. Ketidakmampuan inilah yang menyebabkan mereka dapat kehilangan pekerjaan, dan tanpa keterampilan baru, mereka akan kesulitan dalam beradaptasi di era yang serba digital ini.

          Untuk menghadapi tantangan otomatisasi yang dihadapi karena revolusi AI bagi para pekerja dengan keterampilan yang kurang dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan dasar terkait AI itu sendiri. Hal ini tentu merupakan hal yan efektif karena dengan adanya pelatihan para pekerja dapat mulai beradaptasi terhadap otomatisasi. Hal ini bertujuan untuk membantu pekerja mengembangkan dan meningkatkan keterampilan baru yang relevan dengan keterampilan dasar yang telah mereka miliki, sekaligus menciptakan tenaga kerja yang lebih adaptif dan siap menghadapi revolusi akibat AI di era otomatisasi ini.

        Pemerintah memainkan peran yang sangat krusial dalam pembuatan regulasi terutama dalam mengatur penggunaan AI di dunia kerja, khususnya dalam menciptakan regulasi yang dapat mengayomi dan memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan seperti penekanan etika serta pemberian pelatihan bagi para pekerja yang kurang mumpuni adalah hal yang harus diterapkan. Selain itu, sektor swasta juga memiliki peran yang cukup penting dalam mendukung pekerja agar siap menghadapi masa perubahan teknologi ini. Untuk memastikan keberlanjutan sektor  industri yang baik, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta merupakan hal yang sangat diperlukan,  sehingga perubahan akibat AI dapat berdampak baik, bukan menyebabkan dampak negatif yang luas.

       Kesimpulannya, kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai sektor industri, pendidikan, dan layanan. Dengan kemampuannya untuk mengotomatisasi tugas-tugas repetitif dan menganalisis data besar, AI membuka peluang untuk meningkatkan kualitas hasil kerja manusia serta menciptakan pekerjaan baru di bidang teknologi dan data. Namun, di sisi lain, penerapan AI juga menimbulkan tantangan, terutama terkait dengan hilangnya pekerjaan tradisional, terutama bagi pekerja dengan keterampilan rendah. Untuk mengatasi dampak ini, penting bagi pemerintah untuk menyusun regulasi yang melindungi pekerja dan memberikan akses pelatihan bagi mereka yang terancam kehilangan pekerjaan. Sektor swasta juga harus berperan aktif dalam menyediakan pelatihan dan mempersiapkan tenaga kerja untuk menghadapi perubahan ini. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci dalam memastikan transisi yang adil dan memperkecil dampak negatif otomatisasi, sehingga revolusi AI dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun