Mohon tunggu...
Jo Amatir. Greenwood
Jo Amatir. Greenwood Mohon Tunggu... wiraswasta -

cuap cuap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Bermimpi Teman

10 Agustus 2012   16:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:58 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kau kawan mimpi itu bagai potongan parcel yang tercecer, dan itu perlu di cari lalu di susun entah  rapi atau tidak. tak perlu kau risaukan itu. di mana hal yang kau inginkan lama lama mendekatimu secara tak beraturan, pernahkah kau bermimpi?!  Bukan mimpi yang ada dalam tidurmu.Bukan mimpi yang terlalu ekstrim itu. ah kau mimpi terlalu menyeramkan itu.  kau tak akan mengerti itu! Di dunia ini semua hal memang harus di perjuangkan. Bahkan untuk mendapatkan nasi sebutir pun kau perlu membanting tulang. Kadang juga saat hampir tak mampu berbuat apa datang yang namanya mukjizat. Percaya kan kau dengan itu! kalau kau tak percaya sama aja kau meremehkan Tuhan Sang pencipta kita umat manusia ini.

Memang kita orang melayu pandai sekali membual. Bayangkan zaman masih belum kenal dengan yang namanya listrik Ronggo Warsito sudah meramalkan bakal ada kendaraan yang mampu menembus angkasa. Tak masuk akal bukan. Bualan yang orang londo pun tak pernah ia mimpikan. tapi kau lihat sekarang bukan?. Pesawat sudah tercipta. benda yang beratnya berton ton mampu lepas menembus angkasa. Ilmu yang sungguh hebat. Tapi itulah alam hidup ini. semua yang kau pikirkan kadang bisa terwujud dalam sekejab. Sama halnya dengan seorang penyihir membuat sapu terbang. masihkah kau tak percaya bahwa khayalan dan logika itu punya nafas yang saling bertautan.

Ilmu pengetahuan teman itulah ilmu yang maha ekstrim itu. atau orang sekarang nyebutnya sains, siapa yang bisa membayangkan itu dulu. sama sekali tak ada, bahkan kau tak perlu puasa 40 hari untuk terbang sekarang, yang kau perlukan hanya selembar kertas. Ya selembar tiket yang bisa kau pesan di situs on line atau beli langsung di terminal eee maksudnya bandara.

Untuk ngobrol jarak jauh pun sekarang kau tak perlu sakti, tak perlu kau pintar sihir yang konon bisa menerbangkan sukma. tak perlu itu! bahkan kau bisa beli kodian kalau kau berlimpah uang. cukup dengan 5000 ribu rupiah pun kau bisa mendengar suara orang dari seberang pulau. keren bukan. Gimana sekarang masihkah kau meragukan khayalan seorang manusia. Tolol sekali kau ini yang ragu dalam bermimpi. Sudah sebanyak itu masikah kau ragu dengan mimpi. Tapi jangan kau mimpi yang jorok jorok lah. Ntar dunia ini penuh dengan kemesuman yang akut.... selamat nermimpi kawan. Gue juga mau mimpi tentang yang hitam dan putih.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun