Masih kuingat jalan itu.
Menanjak berliku dan mendebarkan.
Dua tiga pohon jati masih ada.
Tapi entah mengapa dia seperti tak sehat.
Tumbuh besar hanya menjadi sekedar kodrat.
Berdiri tegak kokoh sendiri
apa dia menikmati keberadaanya.
Atau malah membencinya.
Saudara, saudarinya telah pergi dari sisinya.
Temanya bergantian pergi meninggalkanya.
Pindah ke kota.
Menjadi penghias istana mewah.
Atau sekedar pagar tinggi pengusir maling
di rias bak sebuah keindahan maha karya berkelas dunia.
Mati dalam keindahan.
Jalanya masih sama?
Keindahan selalu memenjara jiwa labil tanpa tanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H