Negara kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, berbagai macam agama, berbagai macam adat istiadat dan berbagai macam etika kedaerahan, dengan adanya keanekaragaman ini tentu memiliki potensi untuk dengan mudah dipecah-belah oleh orang/kelompok lain yang memiliki kepentingan.
Akhir-akhir ini ada satu hal lagi yang menjadi potensi perpecahan bagi negara yang kita cintai ini yaitu keanekaragaman pilihan politik (Capres dan Cawapres) yang sudah mulai mengarah ke chauvinisme, mengingat lagi pelajaran saat duduk di bangku SMP/SLTP yang mengajarkan kita bahwa kepentingan negara harus ditempatkan di atas kepentingan pribadi maupun kelompok, dan ada beberapa sifat yang tidak boleh dipelihara oleh seorang WNI yaitu sifat chauvinisme atau fanatik sempit yang menganggap bahwa kelompoknya yang paling benar dan semua kelompok lain salah.
Namun sangat disayangkan, demokrasi pancasila yang kita anut sudah bertransformasi ke arah demokrasi liberalisme, dimana poin-poin ke pancasilaan yang harusnya dijaga dan dipelihara malah dilanggar dan dengan sengaja dipertontonkan di media informasi, inilah pelajaran yang akan diresap oleh anak cucu kita nanti yaitu pelajaran bahwa untuk menjadi pemimpin harus saling menjatuhkan, saling menyindir dan saling mencari kejelekan, pertanyaannya???bagaimana masa anak cucu kita nanti.
Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, mari kita kembali mengingat bahwa perjuangan kemerdekaan bangsa kita ini bukanlah lahir dari sebuah kehebatan persenjataan yang kita miliki masa itu, tapi akibat adanya persatuan yang timbul dari rasa senasib dan sepenanggungan yang akhirnya melahirkan sebuah kekuatan dahsyat baik dari politik maupun pejuang pada masa itu.
Jika saudara-saudaraku mencermati, banyak pihak-pihak yang menyelipkan kepentingan diantara kedua simpatisan, hal ini menunjukkan bahwa pesta demokrasi ini dijadikan sarana untuk memecah belah kita saudara-saudara, oleh karena itu suadara-saudara atas nama seluruh jiwa raga pahlawan yang telah gugur dalam memperoleh, mempertahankan dan memajukan kemerdekaan ini, saya berharap seluruh saudara-saudara simpatisan kedua kubu capres dan cawapres agar tetap menjaga persatuan bangsa, tidak mengikutkan pihak asing sebagai senjata politik, tidak mengatasnamakan agama, suku dan yang terpenting adalah sikap toleransi dan saling menghormati.
Tunjukkan bahwa saudara-saudara memang menginginkan bangsa ini lebih maju, tunjukkan bahwa merah putih dan pancasila adalah tujuan tertinggi dari sebuah praktek politik, bukan kepentingan pribadi, kepentingan golongan atau kepentingan perusahaan.
Terakhir bagi saudara-saudaraku pemilik, pemegang dan pimpinan redaksi media, mari kita tampilkan berita yang fakta bukan opini agar masyarakat tidak bingung dan mengetahui hal-hal yang pasti..Jayalah Indonesiaku...Mari saudaraku segenap pemiliki bangsa ini apapun pekerjaanmu mari kita merangkulkan tangan dan mengajak untuk bersatu demi Indonesia yang kita cintai ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H